Selasa, 30 April 2019

[Bunsay-Melatih Kemandirian] Brush...Brush...Brush Our Teeth (2)

Game Level 2 - Melatih Kemandirian - Hari 6

Hari ini masih episode melatih Adek menyikat gigi sendiri. Kalau anaknya belum ngantuk, belum mau diajak sikat gigi karena dia tau asosiasinya: sikat gigi lalu tidur. Tapi kalau udah ngantuk pun PR ngajaknya karena malah pengen tidur-tiduran terus πŸ˜…. Jadilah selama tidur-tiduran saya ajak dia ngobrol terus biar dia (dan saya sendiri) gak ketiduran. Kalau mood untuk sikat giginya udah ngumpul, baru deh mau diajak ke kamar mandi.

Dimulai dari ambil sikat gigi sendiri di antara sikat gigi Kakak, Mama, dan Abi. Kali ini inget kalau sikat giginya yang tutup ungu.

Buka keran sendiri. Ups, masih kekencengan. Coba dikecilin aliran airnya malah mati 😁. Saya bantu sedikit membuka keran dengan aliran air yang pas.

Membuka tutup odol masih butuh bantuan karena harus agak kencang juga memutarnya. Keluarkan odolnya dari tube, masih kebanyakan juga hehe. Tapi dia malah seneng kalau odolnya banyak.

Seperti biasa, selesai dia menyikat giginya sendiri, saya bantu menyikat ulang agar memastikan giginya sudah bersih.

Saatnya kumur-kumur. Masih ragu-ragu buka kerannya apalagi karena sebelumnya air yang mengalir langsung kencang. Eh, masih kencang juga tapi gak sekencang yang pertama. Bersihkan sikat giginya dan kumur-kumur.

Taruh kembali sikat gigi dan odolnya, alhamdulillah prosesi belajar sikat gigi secara mandiri selesai 😊.


Senin, 29 April 2019

[Bunsay-Melatih Kemandirian] Brush..Brush..Brush Our Teeth

Game Level 2 - Melatih Kemandirian - Hari 5

Hari kelima latihan kemandirian dengan Adek, saya mencoba aktivitas lain, yaitu menyikat gigi. Menyikat gigi merupakan salah satu hal vital yang wajib dikuasai anak karena menyangkut kesehatan giginya pada jangka panjang. Jadi menurut saya penting sekali mengajarkan anak agar bisa menyikat gigi sendiri dengan benar.

Mengajak Adek untuk sikat gigi sebelum tidur termasuk salah satu hal yang butuh kesabaran. Entah kenapa, beberapa bulan belakangan ini dia selalu ingin tidur-tiduran dulu di kasur sebelum sikat gigi. Sudah beberapa kali kejadian akhirnya dia malah tertidur duluan sebelum sikat gigi 🀦‍♀️.

Kemarin malam, saya ajak dia sikat gigi dengan tambahan, "Yuk Adek belajar sikat gigi sendiri. Nanti Mama foto." 🀭

Tau boleh sikat gigi sendiri dan mau difoto, wih semangat deh dia.

"Ayo ambil sikat gigi sama odol Adek yuk." Dia celingukan dulu cari-cari sikat giginya. Wah ini gara-gara saya selalu mengambilkan sikat giginya jadi dia sepertinya agak lupa warna sikat giginya. Saya bantu dengan sedikit petunjuk, "Itu yang tutupnya ungu." Baru deh ketemu.


"Basahin dulu sikat giginya." Dia ragu-ragu. Rupanya takut membuka keran air sendiri karena air yang keluar langsung deras. Maklum, kekuatan tangannya yang mungil memang belum mahir mengontrol seberapa tinggi keran airnya harus diangkat (keran wastafelny dioperasikan dengan cara diangkat untuk mengalirkan air dan ditekan untuk mematikan air).

"Adek bisa kok buka kerannya. Gak apa-apa Dek kalau nanti airnya kekencengan Mama bantuin." Sekalian praktek komprod untuk mendorong kepercayaan dirinya bajwa dia bisa mengangkat kerannya sendiri.

Dia akhirnya mau mencoba. Airnya sedikit kencang tapi masih oke. "Nah, Adek bisa buka kerannya."


Setelah sikat giginya dibasahi dengan air, saatnya diberi odol. Membuka tutup odol masih saya bantu karena cukup kencang. Dia menekan tube odolnya dengan semangat sampai ada yang meleber ke wastafel. Hihihii gak apa-apa, latihan kontrol kekuatan jari juga ya.


Brush... brush... brush... Mulai menyikat gigi dari gigi bagian atas...

....gigi bagian bawah...


...dan gigi bagian depan.


Buang sisa odol yang tersisa di dalam mulut. Setelah bagian Adek, saya bantu lagi menyikat giginya sesuai anjuran dokter giginya, untuk memastikan giginya benar-benar bersih. Saya hanya bilang, "Sekarang Mama bantu sikat giginya ya...". Gak perlu ditambahin "biar bersih" apalagi komentar "adek belum bersih sikat giginya" nanti malah demotivasi untuk sikat gigi sendiri.


Lalu bersihkan sikat giginya dengan air, tutup sikat giginya, simpan lagi di tempatnya. Untuk tahapan ini tidak perlu instruksi karena dia sudah terbiasa dengan rutinitasnya.


Terakhir, kumur-kumur dengan gelas berisi air. Phuaaaah... segarnya...




Eh ternyata dia masih ingat odol yang menempel di wastafel belum dibersihkan. Dia guyur dengan air sambil disikat dengan sikat gigi bekas, hihihi...

Latihan menyikat gigi sendiri selesai. Sebenarnya ini bukan pertama kali dia menyikat gigi sendiri, tapi hal yang luput untuk saya biasakan adalah:
  • Mengambil dan menaruh sikat gigi sendiri
  • Membuka dan menutup keran sendiri
  • Membersihkan bekas yang berantakan

Alhamdulillah selesai sikat gigi, saatnya tidur.

γŠδΌ‘γΏγͺさい。。。(selamat tidur)

Minggu, 28 April 2019

[Bunsay-Melatih Kemandirian] Membuat Minum Sendiri (4)

Game Level 2 - Melatih Kemandirian - Hari 4

Wah, hari ke-4 Adek latihan membuat minum sendiri. Hari ini saya kembali mengamati dari balik meja saja dan tidak memberikan instruksi kecuali diperlukan.

Karena judulnya membuat teh, jadi yang pertama kepikiran pastinya ngambil teh dulu.


Why did you make that funny face, Adek? πŸ˜‚
 Habis ambil teh, dia bengong mikir. "Oh iya, gelasnya belum."


Lalu celingukan, "Gulanya di mana, Ma?". Karena gula selalu disimpan di lemari yang aman dari semut dan letaknya tidak terjangkau oleh anak-anak, jadi saya ambilkan.

Open the lid with style
Posisi gelasnya cukup jauh dari toples gula, wah alamat bakal berantakan lagi nih wkwkwk... Tahan...tahan... jangan komentar dulu.


Saya diamkan dulu sampai dia menuang 2 sendok teh gula (takaran normalnya kami kalau membuat teh manis). Ketika dia mau menuang sendok ketiga, saya tanya, "Udah cukup belum gulanya? Nanti kalau kebanyakan bakal kemanisan tehnya." Dia jawab, "Ngga kok, kan Adek mau makan gulanya nanti. Hedeh...modus πŸ˜‚.


Robek bungkus tehnya kali ini berhasil, kertas yang menempel di talinya ga ikut robek dan lepas hehe...

"Tumpah-tumpah ya, Ma", katanya melihat butiran-butiran gula berserakan di meja. Lalu dia melap mejanya dari tumpahan gula. Tak lupa menutup kembali toples gulanya (tanpa disuruh) tapi dia lupa membuang bungkus tehnya hihihi.... Saya biarkan saja dulu sampai dia menyelesaikan pekerjaannya.


Sudah semakin berani dan lancar menuang air panasnya. Kali ini sudah berani sambil memegang gelas tanpa takut kecipratan. Saya tanya sekarang mau buat es teh atau teh hangat, teh hangat aja katanya. "Udah belum, Ma?" tanyanya beberapa kali sambil menekan tombol air panasnya. Kalau ukuran airnya masih perlu diberitahu. 



Setelah dicelup-celup tehnya dan diaduk-aduk gulanya, dia meminta saya memegang gelasnya agar dia bisa membuang tehnya.


Alhamdulillah, selesai membuat teh manis hangat. Tapi sebelum dia minum, saya ajak lagi melihat meja tempat tadi dia melakukan pekerjaannya. 
"Adek, coba lihat di meja masih ada yang perlu dibersihkan, gak?" 
"Hmmm, masih ada gulanya. Mama aja yang bersihin."
Jiyaaaah, enak aja. "Adek kan tadi yang buat teh, jadi adek bersihin sendiri bekasnya ya."
Dia manut juga akhirnya, membersihkan sisa-sisa butiran gula yang tadi masih tertinggal. Gulanya sudah bersih, tinggal bungkus tehnya masih tergeletak di meja. 
"Lalu sekarang apa lagi yang perlu dibuang?"
"Ini!" sambil memegang bungkus teh, lalu dia bergerak ke arah tempat sampah untuk membuangnya.

Oke sip, meja sudah bersih lagi. Saya persilakan dia menikmati haril jerih payahnya. Slurrrrrp....


"Kemanisan gak, Dek?" tanya saya mengingat tadi dia memasukkan lebih dari 2 sendok teh gula. "Nggak kok, enak," jawabnya memuji hasil teh bikinannya sendiri 😁. Oke deh terserah Adek aja.
Jadi langkah-langkah membuat teh manis dia sudah pede melakukannya, tinggal masih melatih takaran gula dan air panasnya, juga mengingatkannya untuk membersihkan sisa-sisa sampah. Good job, Adek! Besok kita latihan melakukan aktivitas mandiri yang lain, yaaaa...

Sabtu, 27 April 2019

[Bunsay-Melatih Kemandirian] Membuat Minum Sendiri (3)

Game Level 2 - Melatih Kemandirian - Hari 3

Setelah dua hari berturut-turut diberi kesempatan untuk membuat teh manis dan Milo sendiri, sepertinya ada yang ketagihan nguprek-nguprek sendiri lagi. Pulang berenang di siang hari yang panas, Adek mengungkapkan keinginannya untuk membuat teh manis sendiri lagi, tetapi kali ini pakai es katanya.

Kalau kemarin-kemarin saya siaga dengan jarak 30 cm di belakangnya (siap-siap nangkep toples gula atau gelas yang jatuh 😬), sekarang saya mengamati dari balik meja saja.

1. Ambil gelas dulu, ah....


2. Pilih tuangin gula duluan ah karena aku seneng nyicip gula. Buka toples sendiri? Cingcay lah sekarang...


3. Sekarang udah pede ambil gulanya ga seiprit-iprit lagi.


4. Whoops, agak kebanyakan. Aku masih belajar ngira-ngira gulanya harus segimana...


5. Buka bungkus tehnya.


6. Wah kertas tehnya robek waktu aku ambil dari bungkusnya, gak apa-apa masih bisa dipegang talinya. (Mama pun menahan diri ga komentar)


7. Eh, lap dulu deh mejanya, ada gula yang berceceran. (Tanpa perlu disuruh, tisunya dia buang sendiri ke tempat sampah)



8.  Ambil air panas dulu... aku udah berani sekarang. (Bagian ini Mama masih ngawasin dari deket)



9. Karena aku pengen es teh manis, jadi ditambahin es sambil dikasitahu Mama kalau udah cukup esnya.

10. Aduk-aduk sambil mikir temennya minum teh itu cemilan apa ya yang enak...


11. Waktu gelasnya dipegang, ternyata belum dingin Ma, jadi aku tambahin lagi ya esnya. (Kali ini Mama diemin sampai esnya habis dipindahin ke gelas semua πŸ˜….


Demikian langkah-langkah membuat es teh manis ala Adek. Kali ini saya lebih melonggarkan pengawasan dan mengurangi banyak instruksi karena dia mulai hapal langkah-langkahnya. Hanya bagian seduh air panas saja karena masih berbahaya. Benar saja, ketika air panasnya baru saja dituang, tehnya sudah dia angkat lagi padahal belum lama dicelup. Lalu kantong teh yang baru terendam air panas itu dia pegang πŸ˜₯ kemudian reflek dia lepas lagi. Alhamdulillah tidak apa-apa, hanya "rasanya panas" katanya. 

Pada "pelajaran membuat es teh manis" ini, sekalian juga dia belajar berpikir menentukan sendiri berapa banyak gula supaya manisnya cukup dan berapa banyak es supaya teh yang tadinya panas jadi dingin sesuai keinginan.

Jumat, 26 April 2019

[Bunsay-Melatih Kemandirian] Membuat Minum Sendiri (2)

Game Level 2 - Melatih Kemandirian - Hari 2

Tantangan hari kedua ini masih seputar melatih Adek membuat minum sendiri. Setelah dia bangun pagi, dengan semangatnya saya menawarkan dia minum teh. Eh, ternyata dia belum mau. Waduh, gimana ini Mama ga ada setoran tugas kalau Adek gak bikin teh 😜. Mungkin masih ngumpulin nyawa, saya biarkan dia tidur-tiduran dulu di sofa.

15 menit kemudian.

"Adek sekarang mau minum teh?" saya menawarkan lagi.

Dia menggeleng lagi. Waduh. Saya coba tawarkan yang lain, "Kalau Milo mau?"

Dia mengangguk. Yesss, mama ada bahan setoran tugas, eh maksudnya yesss adek bisa latihan bikin minum sendiri lagi #selfkeplak. Memang beda sih kali ini bukan buat teh lagi, tapi kalau anaknya ga mau ga mungkin dipaksa demi tugas emaknya kan 😁. Setidaknya ada beberapa tahap yang sama antara membuat Milo  dan membuat teh manis.

Seperti kemarin, dimulai dengan mengambil gelas. Kali ini dia pilih yang warna biru.


Lalu buka sachet Milonya dengan bantuan gunting.


Aku coba gunting sendiri
Hmmm kok susah ya, coba guntingnya pake dua tangan deh.
 Akhirnya Mama bantu pegangin Milonya biar ga lari2

 Yak, setelah berbagai posisi, akhirnya sachet Milo berhasil dibuka walaupun lubangnya keciiiil banget. Alhasil nuangnya jadi lama hihihihi.... Buyar ke mana-mana tentunya, tapi dia keasyikan sendiri. Sementara Mama liat jam, wah udah waktunya mandi siap-siap ke kantor ini πŸ˜“.

Mengeluarkan isinya dengan gigih
Yang tumpah-tumpah dilap dulu biar mejanya ga disemutin
Saatnya mengambil air panas lagi dari dispenser. Karena hari sebelumnya saya melihat dia sudah bisa, jadi kali ini deg-degan saya berkurang dikit.

Wih udah ahli nih
Aduk-aduk biar rata
Cicip dulu, masih panas gak ya?


Alhamdulillah kali ini Adek berhasil menyeduh Milo sendiri, dengan sedikit bantuan saat menggunting sachetnya. Itupun saya bantu karena dia yang meminta. Ketika kita memberikan kepercayaan kepada anak bahwa dia bisa, sangat berpengaruh terhadap performa kemandiriannya ya. Merelakan diri sedikit terlambat berangkat ke kantor but it was worth it. Hmmm...besok kita bikin minum apa lagi ya?

Kamis, 25 April 2019

[Bunsay-Melatih Kemandirian] Membuat Minum Sendiri

Game Level 2 - Melatih Kemandirian - Hari 1

Bismillah, selamat datang di Level 2! Topik di Game Level 2 ini adalah "Melatih Kemandirian". Kali ini gantian Adek yang jadi bintang utama 😁. Dengan usianya yang baru tiga tahun, saya pikir akan banyak ruang eksplorasi untuk melatih kemandiriannya dan memang di usianya ini lagi pengen "apa-apa sendiri". Sementara Kakak yang sudah berusia tujuh tahun (eh besok delapan tahun lho dia) alhamdulillah udah banyak mandiri, nanti susah mikirin ide buat bahan setoran tantangan.  😜

Sebelum periode tantangan dimulai, sebenarnya saya sudah punya daftar empat hal yang ingin saya latih untuk kemandirian Adek. Eh kemarin muncul ide lain di luar daftar tersebut ketika si Adek bilang, "Mah, pengen teh."

Hmmm, kenapa nggak disuruh bikin teh manis sendiri aja ya? Selama ini selalu saya buatkan dengan alasan bahaya jika dia mengambil air panas sendiri dan nanti gula cepet habis kalau tumpah-tumpah.  

"Yuk, kita bikin teh sama-sama," ajak saya.

Sesuai dugaan, dia pasti semangat kalau diajak melakukan sesuatu bersama-sama.

Pertama, saya instruksikan untuk mengambil gelasnya sendiri. Dia memang sudah tahu di mana letak gelasnya dan sudah sering mengambil sendiri, jadi tahap ini lancar jaya.


Kedua, menuangkan gula dengan sendok. Mulai dari membuka toples, menyendok gula lalu menuangkan ke gelas, sampai menutup kembali toplesnya. Untuk takaran gula masih saya instruksikan.



 Ketiga, mengambil teh dan menaruhnya ke dalam gelas. Untuk membuka kotaknya masih saya ajarkan dulu. Lalu dia merobek bungkus tehnya sendiri.



Keempat, bagian paling menegangkan (lebay): mengambil air panas dari dispenser. Kalau mengambil air biasa sih sudah sering sendiri tapi kalau air panas ada tombol safety yang harus ditekan dulu jadi saya ajarkan dulu caranya, baru dia mencoba sendiri. Tak lupa saya ingatkan, "Hati-hati ya, airnya jangan sampai kena tangan karena panas."


Alhamdulillah sukses! Lanjut dengan campuran air biasa.


Kelima, tinggal aduk-aduk deh.


Voila, teh manis buatan Adek sudah siap diminum!

Adudududuh panas!
(Disclaimer: ekspresinya cuma akting kok, gak panas beneran)

Yay, Adek berhasil membuat teh manis sendiri dengan sedikit instruksi dan supervisi Mama. Saya sejujurnya gak menyangka Adek sudah bisa mengambil air panas dengan hati-hati. Enjoy your cup of tea, Dek!

PS: Beberapa menit setelah foto ini, gelasnya kesenggol dan tehnya tumpah semua πŸ˜…. Dia langsung menangis histeris dan bilang, "Mau teh lagiiiii...". Mungkin karena bikin sendiri jadi lebih kerasa nyeseknya kalau tumpah ya. Jadi bikin teh lagi deh dia, tetep maunya sendiri dan alhamdulillah lancar seperti trial yang pertama πŸ‘.