Perkembangan teknologi telah membawa kita ke era digital. Data, transaksi keuangan, musik, sampai buku pun sudah terdigitalisasi. Apakah membaca buku digital adalah sesuatu yang buruk? Di satu sisi, kita dapat menghemat kertas dan ruang karena tidak lagi menggunakan fisik buku. Di sisi lain, pakar menyarankan untuk menghindari buku digital karena paparan sinar biru dari layar gadget dapat merusak kesehatan mata.
Anyway, saya masih menyukai interaksi dengan buku konvensional, melalui bau kertasnya dan suara gesekan lembar-lembarnya. Untuk anak-anak pun saya masih membelikan buku konvensional sampai rak bukunya penuh. Sambil membaca atau dibacakan, anak-anak terstimulasi motorik halusnya melalui gerakan membuka lembaran buku dan rabaan permukaan sampul dan halaman kertasnya. Tetapi saya tidak memungkiri bahwa di masa depan nanti mungkin posisi buku konvensional akan terganti sepenuhnya dengan buku digital. Teknologi berubah, manusia pun beradaptasi. Mungkin saja nanti tubuh manusia akan ikut berevolusi karena adaptasinya menghadapi layar gawai 24/7.
Apapun bentuknya, saya hanya ingin anak-anak saya memiliki kemampuan literasi yang baik. Kakak yang dominan auditori, di usia SD ini masih lebih suka read aloud dengan Mamanya. Kadang (iya kadang, gak selalu) setelah membaca saya "mengetes" pemahaman Kakak akan buku yang dibacanya melalui pertanyaan 5W1H. Adek, yang belum bisa membaca, masih suka dibacakan buku yang bergambar dan ada aktivitasnya. Sebagai anak-anak perempuan, buku-buku kesukaan mereka tidak jauh-jauh dari princess 😀. Tetapi saya baru amati akhir-akhir ini Kakak cukup antusias dengan buku-buku tentang hewan.
Bagaimana dengan saya sendiri? Kalau untuk menghadapi tantangan 10 hari ini, saya mengaku kalah. Waktu untuk membaca buku masih kalah dengan membaca HP 😰😰😰. Tapi untuk jangka panjang, saya tidak boleh kalah lagi dong. Bagaimana saya bisa menarik minat anak-anak untuk membaca jika mereka melihat Mamanya sendiri lebih sering pegang HP daripada buku?
Dengan berakhirnya game level 5 ini, bukan berarti tantangan saya berakhir. Di tengah-tengah gempuran Disney junior, Youtube, dan Netflix ini, tantangan orang tua jaman sekarang lebih besar untuk menjaga minat baca anak-anak. Semoga pohon yang tertempel di pintu kamar anak-anak ini akan bertambah rimbun.
Rabu, 28 Agustus 2019
Sabtu, 17 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 10
Dirgahayu Republik Indonesia!
Tema HUT Kemerdekaan RI ke-74 ini adalah SDM Unggul Indonesia Maju. Dalam rangka mencetak SDM unggul, mari kita ajak anak-anak kita (dan diri kita sendiri) untuk membaca. Sekalipun buku-buku yang dibaca hari ini gak nyambung dengan hari kemerdekaan sih 😅.
Hari ini buku-buku yang dipilih Adek masih mengulang dari hari-hari sebelumnya. Ada Seri Pull Push Slide yang judulnya Busy Garden dan Wiffy Wilson tentang serigala yang tidak mau sekolah. Setelah 3 pekan mogok sekolah, Jumat kemarin akhirnya Adek mau sekolah lho karena ada lomba tujuhbelasan. Membaca Wiffy Wilson tentang asiknya sekolah karena banyak teman-teman dan kegiatan bermain semoga memotivasi Adek untuk mau sekolah lagi hari Senin nanti.
Ada satu buku yang baru dibaca lagi selama periode tantangan ini, yaitu Putri Alia dan Bola-Bola Coklat. Cocok nih, ceritanya tentang seorang putri yang tidak mau membagi bola-bola coklat dengan kakaknya dan tidak menggosok gigi sebelum tidur hingga keesokan paginya sang putri bangun dengan pipi bengkak. Sebagai anak pada usia egosentris, Adek kadang-kadang suka merebut dan tidak mau membagi makanan atau barangnya dengan Kakak. Ketika membacakan cerita ini, saya menyelipkan pesan personal kepada Adek, "Kalau punya makanan, Adek mau bagi-bagi ke Kakak ya. Kan Kakak juga baik suka bagi makanan ke Adek." Tadi sih dia ngangguk-ngangguk, semoga nanti pas punya makanan masih inget sama cerita Putri Alia 😃.
Tema HUT Kemerdekaan RI ke-74 ini adalah SDM Unggul Indonesia Maju. Dalam rangka mencetak SDM unggul, mari kita ajak anak-anak kita (dan diri kita sendiri) untuk membaca. Sekalipun buku-buku yang dibaca hari ini gak nyambung dengan hari kemerdekaan sih 😅.
Hari ini buku-buku yang dipilih Adek masih mengulang dari hari-hari sebelumnya. Ada Seri Pull Push Slide yang judulnya Busy Garden dan Wiffy Wilson tentang serigala yang tidak mau sekolah. Setelah 3 pekan mogok sekolah, Jumat kemarin akhirnya Adek mau sekolah lho karena ada lomba tujuhbelasan. Membaca Wiffy Wilson tentang asiknya sekolah karena banyak teman-teman dan kegiatan bermain semoga memotivasi Adek untuk mau sekolah lagi hari Senin nanti.
Ada satu buku yang baru dibaca lagi selama periode tantangan ini, yaitu Putri Alia dan Bola-Bola Coklat. Cocok nih, ceritanya tentang seorang putri yang tidak mau membagi bola-bola coklat dengan kakaknya dan tidak menggosok gigi sebelum tidur hingga keesokan paginya sang putri bangun dengan pipi bengkak. Sebagai anak pada usia egosentris, Adek kadang-kadang suka merebut dan tidak mau membagi makanan atau barangnya dengan Kakak. Ketika membacakan cerita ini, saya menyelipkan pesan personal kepada Adek, "Kalau punya makanan, Adek mau bagi-bagi ke Kakak ya. Kan Kakak juga baik suka bagi makanan ke Adek." Tadi sih dia ngangguk-ngangguk, semoga nanti pas punya makanan masih inget sama cerita Putri Alia 😃.
Jumat, 16 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 9
Senangnya hari ini sudah di rumah lagi. Sebelum tidur, saya sempat membacakan Adek satu buku, masih dari seri Push Pull Slide yang judulnya "Busy Swimming". Untuk bocah yang hobi belajar berenang, buku ini relatable banget. Lihat gambar seorang anak yang pakai ban lengan, saya mengingatkan Adek kalau dulu pun dia memakai itu. Dengan belajar berenang, sekarang bisa "upgrade" pakai swimming board dan lepas ban. Kalau terus belajar, nanti bisa lepas board seperti kakak-kakak di buku ini. Selesai baca, dia jadi terinspirasi untuk request berenang besok pagi 😁.
Kamis, 15 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 8
Kakak hari ini membaca buku di perpustakaan sekolah yang berjudul "Keluarga Nisa Berlibur". Ceritanya tentang Nisa dan kedua orang tuanya yang berlibur ke rumah nenek di Bandung. Nisa senang sekali di rumah nenek karena dibelikan baju baru. Mirip dengan pengalaman Kakak katanya, karena kami juga memiliki nenek di Bandung dan suka membelikan baju 😁.
Saya masih meneruskan membaca buku Atomic Habits, bab tentang melekatkan kebiasaan baik baru dengan kebiasaan lama. Misalnya kita terbiasa membuka HP ketika bangun tidur lalu kita ingin menanamkan kebiasaan baru beryoga ketika bangun tidur. Katakan kepada diri kita "saya akan membuka HP setelah beryoga". Simpel sih ya, tinggal mulai prakteknya 😁.
Saya masih meneruskan membaca buku Atomic Habits, bab tentang melekatkan kebiasaan baik baru dengan kebiasaan lama. Misalnya kita terbiasa membuka HP ketika bangun tidur lalu kita ingin menanamkan kebiasaan baru beryoga ketika bangun tidur. Katakan kepada diri kita "saya akan membuka HP setelah beryoga". Simpel sih ya, tinggal mulai prakteknya 😁.
Rabu, 14 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 7

Lagi-lagi di tengah-tengah periode tantangan saya harus dinas luar kota meninggalkan anak-anak 😞. Sebelum pergi, saya sudah berpesan agar Kakak menceritakan buku yang dia dan Adek baca. Tapi laporan belum juga masuk 😅, ya sudah giliran Mamanya saja yang setor di hari ke-7. Kebetulan buku ini sudah lama dibaca dalam rangka tugas kantor, tetapi sangat relevan dengan kehidupan generasi yang hidup di masa sekarang. "The Fourth Industrial Revolution" menceritakan fenomena revolusi industri keempat yang dipicu oleh teknologi-teknologi baru seperti kecerdasan buatan, data raksasa, internet of things, dan robotik. Teknologi ini tidak hanya merevolusi cara kerja industri, tetapi juga mengubah model bisnis di sektor jasa dan finansial, mengubah komposisi tenaga kerja di masa depan, dan semakin menghilangkan batas negara secara virtual. Buku ini menggambarkan dunia macam apa yang akan dihadapi oleh anak-anak kita di masa depan dan menantang kita untuk memikirkan strategi mempersiapkan mereka.
Selasa, 13 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 6
Memasuki hari ke-6, tampaknya Adek memimpin posisi dengan jumlah buku paling banyak nih. Soalnya bukunya tipis-tipis 😄. Kali ini senang rasanya melihat lantai kamar yang dipenuhi buku-buku berserakan. Tandanya tadi anak-anak habis baca buku.
Hari ini Adek request dibacakan seri Pull-Push-Slide. Semacam buku yang bisa dimain-mainkan oleh anak-anak, jadi lebih menarik untuk mereka. Buku pertama adalah Busy Garden. Hewan-hewan apa saja yang ada di taman ya? Lalu Adek juga disuruh menghitung jumlah bunga berdasarkan warnanya. Sekalian belajar warna dan angka deh.
Buku kedua adalah Busy Farm. Kali ini kita melihat hewan-hewan dan aktivitas apa saja yang ada di peternakan. Adek sudah hapal semua nama hewan-hewan yang ada dibuku ini.
Senin, 12 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 5
Sedihnya hari ini karena pulang malam dari kantor, hanya sempat bertemu anak-anak sebentar saja. Selesai saya mandi, Kakak sudah tertidur sebelum saya sempat bertanya apakah sudah menyelesaikan membaca majalah Bobo hari ini. Adek pun sudah kucek-kucek mata tandanya ngantuk. Saya tanya apakah Adek mau dibacakan buku, dia mengangguk-ngangguk sambil memilih buku Sleeping Beauty. Seperti kakaknya, dia juga senang melihat-lihat gambar dan dibacakan buku-buku princess-ey seperti ini. Ceritanya saya ubah-ubah sedikit, misal di cerita aslinya para peri menyampaikan sihir baik untuk Aurora, saya bilang para peri mendoakan hal-hal baik 😅.
PR membaca buku untuk saya masih sama, mencicil Atomic Habits.
Minggu, 11 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 4
Hari ini Adek dibacakan dua buku: Angka-Angka dalam AlQuran dan Seri Allah Selalu Ada Untukku: Allah Ciptakan Tubuhku. Di buku pertama, Adek belajar berhitung dan tracing angka 1-10. Untuk menghubungkan cerita di balik angka-angka yang disebutkan dalam Al-Quran itu saya masih bingung bagaimana cara memberikan penjelasan yang dimengerti oleh Adek 😅. Sepertinya nanti harus balik lagi ke buku itu supaya pesannya sampai - bukan sekedar menghitung 1-10.
Buku kedua lebih mudah membacakannya karena selain banyak gambar yang bisa dia tebak maksudnya, juga relatable dengan bagian-bagian tubuh yang secara konkret dapat dia lihat dan pegang sendiri. Isi bukunya kurang lebih mengarahkan kita untuk memahami bahwa fungsi-fungsi tubuh yang kita miliki diciptakan oleh Allah, dan sebagai rasa syukur kita harus memanfaatkannya untuk beribadah kepada Allah dan melakukan hal-hal baik. Belum tahu sih Adek paham gak maksudnya, tetapi semoga cerita tadi bisa sebagai sounding untuk alam bawah sadarnya.
Kakak gimana? Hari ini lagi gak mood baca katanya. Setelah ketemuan dengan sepupunya dan naik sepeda dengan Abi, di rumah pengennya menggambar. Baiklah, kakak....
Sabtu, 10 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 3
Kombinasi akhir pekan dan persiapan Idul Adha membuat sibuknya gak kalah dari hari kerja 😅. Mama sibuk ke pasar dan rebus ketupat, Abi sibuk tidur *eh, Kakak dan Adek sibuk main sepeda sampai dua kali sehari plus siangnya les piano. Alhamdulillah anak-anak masih sempat membaca (dan dibacakan) majalah. Kakak baca Bobo, Adek dibacakan Adzkia.
Bagian yang paling duluan dibaca oleh Kakak dari Majalah Bobo adalah komik-komiknya seperti Bona dan Rongrong; Nirmala dan Oki; Paman Kikuk, Husin dan Asta. Kalau cerpen dan dongeng yang panjangnya dua halaman masih lebih suka dibacakan.
Kalau Majalah Adzkia ini sebenarnya untuk usia SD, tapi ada kandungan nilai-nilai Islamnya yang bisa diceritakan ke Adek. Untuk Adek saya bacakan cerita yang pendek-pendek saja, misal cerita kiriman kakak-kakak pembaca yang baru dibelikan kelinci dan yang mengalami kejadian hampir tenggelam. Ada juga bacaan tentang adab makan sesuai kebiasaan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang bisa mulai disounding ke Adek.
Walaupun hari ini belum nambah daun karena belum ada buku dan majalah yang habis dibaca, yang penting hari ini tidak absen dari kegiatan membaca 😊.
Bagian yang paling duluan dibaca oleh Kakak dari Majalah Bobo adalah komik-komiknya seperti Bona dan Rongrong; Nirmala dan Oki; Paman Kikuk, Husin dan Asta. Kalau cerpen dan dongeng yang panjangnya dua halaman masih lebih suka dibacakan.
Kalau Majalah Adzkia ini sebenarnya untuk usia SD, tapi ada kandungan nilai-nilai Islamnya yang bisa diceritakan ke Adek. Untuk Adek saya bacakan cerita yang pendek-pendek saja, misal cerita kiriman kakak-kakak pembaca yang baru dibelikan kelinci dan yang mengalami kejadian hampir tenggelam. Ada juga bacaan tentang adab makan sesuai kebiasaan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang bisa mulai disounding ke Adek.
Walaupun hari ini belum nambah daun karena belum ada buku dan majalah yang habis dibaca, yang penting hari ini tidak absen dari kegiatan membaca 😊.
Jumat, 09 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 2
Hari kedua adalah edisi princesses untuk Adek. Cinderella, Sleeping Beauty, dan Snow White minta dibacakan oleh dia. Buku-buku princesses ini warisan Kakaknya lho 😁. Walau sudah dekil tapi bukunya masih utuh alhamdulillah.
Kakak membaca tiga buku cerita di perpustakaan sekolah dan dua lagi di rumah. Agak kompetitif ini karena pengen daunnya lebih banyak dari Adek 😁.
Mama gimana? Masih nyicil baca Atomic Habits 😁.
Kamis, 08 Agustus 2019
[Bunsay-Pohon Literasi] Hari 1
Tantangan level 5 ini semakin menarik saja, membuat proyek membaca buku sekeluarga. Mengajak anak-anak membaca insya Allah tidak sulit. Buku sudah tersedia selemari penuh, minat membaca sudah terbangun walaupun gak kaya kutu butu amat. Tantangan besarnya mengajak Abinya membaca buku 😂. Sejak sebelum menikah saya sudah tahu kalau dia tidak terlalu suka membaca. Boro-boro novel, komik aja ngga suka 😁. Sekarang karena tuntutan pekerjaan dan lingkungan paling rutinnya membaca berita online dan press release. Tantangan lainnya, tentu saja memaksa diri saya sendiri menyelesaikan membaca 1 buku 😁. Dulu novel tebal bisa dilahap 1 hari, sekarang buku 400 halaman harus dicicil 5 halaman per hari, itu juga gak tiap hari 😅. Jadi senang juga sih ada tantangan ini. Selain mengingatkan saya untuk tetap rajin mengajak anak-anak membaca buku, juga memecut diri saya sendiri untuk meneruskan membaca buku-buku yang sudah tebal debunya *uhuk.
Salah satu tahapan dalam tantangan ini yang exciting tentu saja: membuat Pohon Literasi! Punya anak-anak perempuan yang hobi crafting tentu harus diberdayakan ya. Mama kasi lihat contoh pohon literasi dari Mak Yulita, komentar Kakak, "Itu mah bagus Mah, susah bikinnya!" Hihihihi,,, ya sudah Kakak membuat pohon sebisanya saja. Lalu niat diwarnain dengan teknik gradasi gitu karena di sekolah baru diajarin katanya.
Nah, ini buku-buku yang dibacakan untuk Adek di tantangan hari pertama. Buku-buku ini gak ada di Reading Tracker karena memang ini bukan buku-buku di rumah kita 😅. Pas kebetulan lagi survey kafe untuk kegiatannya Kejar Cantik Sehat, di kafe ini tersedia satu rak isi buku anak-anak. Total 5 buku deh yang minta dibacakan oleh Adek. Sebagai bayi tipe visual-kinestetik, buku yang paling disuka yang seri Buka-Tutup karena tangannya bisa ikut gerak-gerak 😀.
Kakak yang sudah bisa baca sendiri, memilih dua buku ini. Ini buka udah bolak-balik dibaca berkali-kali dan memang pilihannya sendiri ketika ada acara beli buku di Books Day di sekolahnya.
Alhamdulillah, pohon yang tadinya botak sudah mulai muncul daun-daunnya! Daun warna hijau muda menandai buku yang dibaca oleh Kakak, sedangkan daun warna merah menandai buku yang dibacakan untuk Adek.
Di Reading Trackers ini adalah daftar buku-buku yang rencananya akan dibaca dan dibacakan selama periode tantangan. Punya Mama hanya dua karena Mama realistis 😂. Sesuai buku yang lagi dibaca yaitu Atomic Habits, lebih penting membangun kebiasaan-kebiasaan kecil tapi konsisten. Karena saya baru bisa baca malam hari ketika anak-anak tidur, jadi cuma bisa baca beberapa halaman sebelum tidur. Kenapa gak bisa baca pas di perjalanan di kereta, misalnya? Karena megang buku sambil berdiri di kereta penuh itu susah, Mak! Abi masih dikasih tanda tanya dulu deh 😆.
Salah satu tahapan dalam tantangan ini yang exciting tentu saja: membuat Pohon Literasi! Punya anak-anak perempuan yang hobi crafting tentu harus diberdayakan ya. Mama kasi lihat contoh pohon literasi dari Mak Yulita, komentar Kakak, "Itu mah bagus Mah, susah bikinnya!" Hihihihi,,, ya sudah Kakak membuat pohon sebisanya saja. Lalu niat diwarnain dengan teknik gradasi gitu karena di sekolah baru diajarin katanya.
Nah, ini buku-buku yang dibacakan untuk Adek di tantangan hari pertama. Buku-buku ini gak ada di Reading Tracker karena memang ini bukan buku-buku di rumah kita 😅. Pas kebetulan lagi survey kafe untuk kegiatannya Kejar Cantik Sehat, di kafe ini tersedia satu rak isi buku anak-anak. Total 5 buku deh yang minta dibacakan oleh Adek. Sebagai bayi tipe visual-kinestetik, buku yang paling disuka yang seri Buka-Tutup karena tangannya bisa ikut gerak-gerak 😀.
Kakak yang sudah bisa baca sendiri, memilih dua buku ini. Ini buka udah bolak-balik dibaca berkali-kali dan memang pilihannya sendiri ketika ada acara beli buku di Books Day di sekolahnya.
Alhamdulillah, pohon yang tadinya botak sudah mulai muncul daun-daunnya! Daun warna hijau muda menandai buku yang dibaca oleh Kakak, sedangkan daun warna merah menandai buku yang dibacakan untuk Adek.
Kamis, 01 Agustus 2019
[Bunsay-Aliran Rasa] Mengamati dari Ribuan Kilometer Jauhnya
Game Level 4 - Aliran Rasa
Sulitnya level ini bukan hanya dari jenis tantangannya, tapi juga karena momennya. Pas banget 10 hari tantangan pertama saya sedang ada training di luar negeri, yang segala Google dan aplikasi turunannya diblok, Whatsapp untuk kirim gambar apalagi video alamak leletnya 😖. Tadinya pasrah mau rapel di hari-hari terakhir saja pas saya sudah pulang, tapi mamak-mamak di Peer Group 3 nyemangatin tetep posting di 10 hari pertama dengan bantuan pengamatan gaya belajar Adek lewat video call atau cerita dari bapaknya/pengasuhnya aja.
Mungkin aktivitas belajar yang saya ceritakan tidak sesophisticated mamak-mamak lainnya. Saya lebih banyak mengamati aktivitas sehari-harinya saja, yang ternyata bisa ikut menjelaskan juga lho gaya belajar Adek itu dominan visual (dan kinestetik, tapi asumsi saya karena dia masih 3 tahun dan masih berpikir konkret).
Anyway, alhamdulillah setelah memeras ide selama 10 hari, menggali informasi lewat video call, dan kejar tayang buka laptop menjelang tengah malam setelah beres training, bisa juga saya posting di 10 hari pertama. Mau lanjut ke hari 11 dan selanjutnya, jujur saja buntu ide kalau lagi jauh sama Adek gitu 😓.
Balik lagi ke gaya belajar Adek, tantangan 10 hari ini menjadi referensi saya dalam membimbing Adek belajar, yang ternyata memang ga bisa sama dengan cara belajar si Kakak. Tidak menutup kemungkinan juga ke depannya gaya belajarnya akan berubah. PR bagi saya untuk terus mengamati, walaupun hari tantangan sudah berakhir.
Sulitnya level ini bukan hanya dari jenis tantangannya, tapi juga karena momennya. Pas banget 10 hari tantangan pertama saya sedang ada training di luar negeri, yang segala Google dan aplikasi turunannya diblok, Whatsapp untuk kirim gambar apalagi video alamak leletnya 😖. Tadinya pasrah mau rapel di hari-hari terakhir saja pas saya sudah pulang, tapi mamak-mamak di Peer Group 3 nyemangatin tetep posting di 10 hari pertama dengan bantuan pengamatan gaya belajar Adek lewat video call atau cerita dari bapaknya/pengasuhnya aja.
Mungkin aktivitas belajar yang saya ceritakan tidak sesophisticated mamak-mamak lainnya. Saya lebih banyak mengamati aktivitas sehari-harinya saja, yang ternyata bisa ikut menjelaskan juga lho gaya belajar Adek itu dominan visual (dan kinestetik, tapi asumsi saya karena dia masih 3 tahun dan masih berpikir konkret).
Anyway, alhamdulillah setelah memeras ide selama 10 hari, menggali informasi lewat video call, dan kejar tayang buka laptop menjelang tengah malam setelah beres training, bisa juga saya posting di 10 hari pertama. Mau lanjut ke hari 11 dan selanjutnya, jujur saja buntu ide kalau lagi jauh sama Adek gitu 😓.
Balik lagi ke gaya belajar Adek, tantangan 10 hari ini menjadi referensi saya dalam membimbing Adek belajar, yang ternyata memang ga bisa sama dengan cara belajar si Kakak. Tidak menutup kemungkinan juga ke depannya gaya belajarnya akan berubah. PR bagi saya untuk terus mengamati, walaupun hari tantangan sudah berakhir.
Langganan:
Komentar (Atom)









