Game Level 3 - Family Project - Hari 6
Salah satu aktivitas yang bisa meningkatkan kecerdasan emosi adalah bermain piano. Bermain piano mengasah kemampuan otak kanan yang merupakan pusat kemampuan sosial, komunikasi, pengendalian emosi, dan kreativitas.
Memasuki bulan ketiga les piano di Yamaha, lagu-lagu yang dipelajari sudah mulai kompleks. Ritme tiap bar sudah berbeda, Kakak harus bisa membedakan not 1, 2, 3, sampai 4 ketukan. Belum lagi kombinasi ritme yang berbeda antara tangan kiri dan tangan kanan.
Ketika mulai mengalami kesulitan berlatih, Kakak mengeluh, "Susah banget, Ma."
Saya paham memang mempelajari lagu tersebut memang cukup menantang untuk levelnya.
"Iya memang susah karena Kakak belum bisa. Kalau susah, artinya Kakak harus latihan berkali-kali supaya bisa. Dulu sebelum mulai les piano Kakak gak bisa sama sekali kan? Tapi sekarang udah bisa main lagu Little Hans karena Kakak latihan terus."
Saya membantu Kakak berlatih dengan tangan kanan dulu sampai lancar, baru mulai belajar tangan kiri. Untung emaknya dulu pernah kursus electone jadi gak buta-buta amat sama not balok wkwkwkwk...
Setiap sesi latihan di rumah, saya instruksikan Kakak untuk mengulang-ulang bermain lagunya sampai 10 kali. Kebetulan lagunya pendek-pendek, jadi gak kerasa sih main 10 kali. Finally setelah 2 hari, mainnya mulai lancar.
"Alhamdulillah, Kakak jadi bisa kan karena latihan?"
Kakak senyum-senyum girang aja.
Latihan piano ini ternyata bukan hanya melatih kecerdasan emosional, tetapi juga adversity quotient. Tentang bagaimana ketika Kakak menghadapi kesulitan bermain lagu yang semakin menantang, apakah tinggalkan saja lagunya dan berhenti les piano, atau ambil tantangannya dengan bertatih-tatih membaca not demi not, mengulang-ngulang berhari-hari hingga dia menguasai lagunya tanpa membaca partitur lagi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar