Game Level 11 - Hari 10
Setelah lima materi kemarin yang disampaikan oleh teman-teman, hal yang paling saya ingat adalah tentang peran orang tua dalam membangkitkan fitrah seksualitas bukan tentang kelamin semata, tapi bagaimana secara seimbang ayah membentuk maskulinitas dan ibu membentuk feminitas pada diri anak. Sebelum kejauhan mengajarkan istilah penis/vagina atau bagaimana proses manusia diciptakan di rahim ibu, praktek membangkitkan fitrah seksualitas ini ternyata terkandung di aktivitas sehari-hari.
Contohnya hari ini, Abi mengajak anak-anak lomba tebak gambar. Kakak lawan Adek, tentu saja Kakak menang ya 😅. Seperti biasa, Adek kalau kalah masih baper, langsung nangis. Abi memainkan peran "tega" menyuruh Adek menerima kekalahan. Saya masih ngumpet di kamar, membiarkan Adek nangis dulu.
Setelah nangisnya selesai dan Adek main biasa lagi, saya baru keluar kamar. Melihat saya, Adek jadi nangis lagi, ngadu kalau dia gak suka kalah lomba tebak gambar. Saya dengarkan dan usap2 punggungnya Adek lalu bertanya, "Adek rasanya gimana kalah lomba?". "Rasanya gak enak." Tanpa berkata-kata lagi saya hanya merangkul Adek.
Di sini, Abinya anak-anak berperan memecut mental anak-anak tentang pahitnya hidup #tsah. Mama berperan menyediakan bahu untuk mereka menangis. Hidup itu memang ga selamanya menang ya, Dek. Memang kalah itu gak enak, tapi kita harus belajar menerima ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar