Game Level 4 - Hari 10
Menurut saya, salah satu aktivitas sehari-hari yang menggambarkan gaya belajar adalah mandi. Anak kecil rata-rata senang mandi, dan kalau dibiarkan mandi sendiri bisa nggak keluar-keluar dari kamar mandi 😁.
Adek sekarang sedang di tahap apa-apa pengen melakukan sendiri, termasuk mandi. Saya perhatikan, Adek kalau mandi mukanya serius ngoprek-ngoprek mainan di dalam air. Yang dimaksud mainan di sini bisa boneka-boneka plastik sampai botol bekas. Pokoknya apapun yang bisa dibasahi oleh air. Kalau sedang sendiri (sambil diawasi dari jauh) pun tidak bersuara sama sekali, hanya tangannya yang sibuk. Matanya tertuju pada benda-benda yang ia mainkan.
Lewat aktivitas mandi ini, saya amati Adek dominan kinestetik dan visual.
Sabtu, 20 Juli 2019
Jumat, 19 Juli 2019
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Bersepeda
Game Level 4 - Hari 9
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan anak-anak: bersepeda. Kalau hari sekolah, bisa tiap sore mereka request main ke luar untuk bersepeda. Kalau hari libur, dua kali sehari pagi dan sore.
Baru beberapa pekan ini Adek baru bisa mengayuh sepedanya sendiri. Sebelumnya harus dibantu didorong agar dia bisa maju. Setelah memperhatikan kakaknya mengayuh sepeda selama berbulan-bulan, dia mencoba sendiri mengayuh sepedanya dan berhasil :).
Kalau naik sepeda, dia suka memperhatikan hal-hal di sekitar jalan yang dilaluinya. Rumput, bunga, pohon, kucing, mobil, semua yang menarik dia tunjuk dan sebut. Kalau ada suara keras dari bunyi knalpot mobil/motor atau gonggongan anjing, dia bertanya, "Suara apa itu?" Kalau kakaknya ngebut bersepeda, dia teriak, "Kakaaaaaak...tungguuuuuu...!". Sementara kakaknya udah gak bisa sepedaan pelan-pelan.
Dalam aktivitas bersepeda ini, tampaknya hampir semua indranya terstimulasi aktif. Memperhatikan dan mendengarkan lingkungan di sekelilingnya, juga menggerakkan kakinya mengayuh pedal dan tangannya mengarahkan stang sepeda. Jadi gaya visual, auditori, dan kinestetiknya aktif semua.
Kamis, 18 Juli 2019
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Membaca
Game Level 4 - Hari 8
Adek belum bisa membaca, tapi suka ngoprek-ngoprek buku. Karena saya belum bisa membacakan buku langsung untuk Adek, saya minta Kakak yang membacakan. Adek memilih buku yang berjudul "Where is the King?" yang menceritakan tentang bangsa unggas yang mencari-cari rajanya. Dua halaman pertama, Adek memperhatikan Kakak menceritakan isi bukunya. Masuk halaman ketiga, bukunya direbut oleh Adek, dia lanjut buka-buka halamannya sendiri sambil bergumam-gumam pura-pura baca kayanya.
Kakaknya baper deh 😅.
Kalau dibacakan buku oleh saya pun begitu. Jarang sekali bisa sampai selesai karena keburu direbut oleh Adek dan dia memilih untuk melihat-lihat sendiri gambar di halaman bukunya. Sebelum saya mendapat materi tentang memahami gaya belajar anak ini, saya pikir Adek bosenan sama buku. Ternyata mungkin dia memang kurang suka dibacakan ya, walaupun belum bisa baca jadi dia mencoba memahami isi buku dari gambarnya lalu mengarang sendiri ceritanya. Contohnya ada gambar anak ayam dan burung kalkun tetangganya, dia anggap itu anak burung dan mama burung hahaha..
Untuk aktivitas membaca ini, Adek menunjukkan dominan visual.
Rabu, 17 Juli 2019
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Berenang
Game Level 4 - Hari 7
Berenang sekarang jadi kegiatan yang paling disenangi Adek. Anak kecil mana yang ga suka air, ya kan. Beberapa bulan pertama saat mulai belajar berenang, sempat sulit mengajarkan Adek menyelam karena takut. Begitu rasa takutnya hilang, ketagihan deh berenang pake nyelam, malah suka sotoy minta jangan dipegang :D.
Hasil pengamatan saat Adek berenang, pengennya ngikutin apa yang Kakaknya lakukan. Kakak menyelam, Adek menyelam. Kakak ke tengah kolam, Adek juga ikutan. Kalau dipanggil untuk udahan, ga akan didengerin kecuali Kakaknya juga ikut udahan, hihi...
Lagi-lagi di aktivitas ini Adek menunjukkan gaya visual dan kinestetik.
Selasa, 16 Juli 2019
[Bunda Sayang-Gaya Belajar Anak] Video Call
Game Level 4 - Hari 6
Sudah 9 hari ini saya hanya bisa berinteraksi dengan anak-anak lewat video call karena ada seminar yang harus saya ikuti di Cina selama 2 minggu. Jangan ditanya kangennya kaya gimana 😭.
Intensitas video call yang lebih tinggi dari biasanya membuat saya jadi memperhatikan bagaimana perilaku Adek ketika video call dengan saya. Di awal, seperti biasa dia menyapa, "Halo Mama!" Lalu dia menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin saya seperti, "Adek lagi apa? Tadi main apa? Tadi makan apa?". Menit kemudian ternyata dia lebih fokus memperhatikan dirinya sendiri di layar HP 🤣. Jadi layar video yang ada muka saya diperkecil sedangkan muka dia diperbesar, lalu dia sibuk deh ngaca, gak konsen lagi mendengarkan perkataan saya 🙄. Atau kalau sebelumnya sedang sibuk main ya HPnya ditinggal 😅. Dia baru akan fokus lagi ketika saya tunjukkan sesuatu yang menarik, seperti kamar hotel yang saya tempati, pemandangan, atau oleh-oleh yang saya belikan 😋.
Ternyata lewat video call pun saya bisa mengamati bahwa Adek dominan visual dan ada kinestetiknya juga kalau lagi sibuk gerak-gerak.
Sudah 9 hari ini saya hanya bisa berinteraksi dengan anak-anak lewat video call karena ada seminar yang harus saya ikuti di Cina selama 2 minggu. Jangan ditanya kangennya kaya gimana 😭.
Intensitas video call yang lebih tinggi dari biasanya membuat saya jadi memperhatikan bagaimana perilaku Adek ketika video call dengan saya. Di awal, seperti biasa dia menyapa, "Halo Mama!" Lalu dia menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin saya seperti, "Adek lagi apa? Tadi main apa? Tadi makan apa?". Menit kemudian ternyata dia lebih fokus memperhatikan dirinya sendiri di layar HP 🤣. Jadi layar video yang ada muka saya diperkecil sedangkan muka dia diperbesar, lalu dia sibuk deh ngaca, gak konsen lagi mendengarkan perkataan saya 🙄. Atau kalau sebelumnya sedang sibuk main ya HPnya ditinggal 😅. Dia baru akan fokus lagi ketika saya tunjukkan sesuatu yang menarik, seperti kamar hotel yang saya tempati, pemandangan, atau oleh-oleh yang saya belikan 😋.
Ternyata lewat video call pun saya bisa mengamati bahwa Adek dominan visual dan ada kinestetiknya juga kalau lagi sibuk gerak-gerak.
Senin, 15 Juli 2019
[Bunda Sayang-Gaya Belajar Anak] Hari Pertama Sekolah
Game Level 4 - Hari 5
Hari ini merupakan hari pertama Adek masuk sekolah KB. Huhuhu...sedihnya saya tidak bisa mengantar momen pertama dia sekolah, tapi sudah qadarullah tidak perlu disesali. Diantar Abi dan Mbak, Adek semangat sekali berangkat sekolah. Sampai sekolah sudah mau masuk kelas sendiri tanpa ditemani, alhamdulillah. Seharusnya anak-anak tidak boleh ditunggui di sekolah, tapi hari pertama ada pengecualian. Jadi Abinya bisa ngintip-ngintip dikit ke dalam kelas.
Sekolah Adek adalah sekolah dengan metode Montessori, jadi kelas diawali dengan free activity, murid-murid bebas mau bekerja dengan apparatus Montessori, membaca buku, dan lain-lain. Kegiatan yang pertama dipilihnya adalah memasangkan botol dengan tutupnya. Dia langsung bekerja dengan anteng sendirian tanpa ditemani ibu guru. Ketika ada teman sekelas yang duduk di depannya, dia hanya melihat sebentar lalu kembali serius dengan pekerjaannya. Setelah 30 menit free activity, tiba saatnya circle time. Melihat temannya membereskan apparatus yang dipakai, dia juga ikut membereskan dan meletakkannya kembali di rak. Lalu ikut duduk melingkar di lantai bersama ibu guru dan teman-teman lain. Selama circle time, Adek duduk anteng memperhatikan gurunya.
Ketika dia pulang sekolah, saya melakukan video call dengan Adek dan menanyakan kegiatan di sekolahnya. Dia ingat hal-hal yang dia lihat dan dia lakukan tapi tidak ingat nama ibu guru, teman-teman, ataupun perkataan ibu gurunya hihihihi....
Di hari pertama sekolah ini, Adek mendemonstrasikan gaya belajar kinestetik dengan langsung bekerja memasangkan botol dan tutupnya, visual ketika circle time dengan mengawasi keadaan sekitarnya.
Minggu, 14 Juli 2019
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Bergerak, Yuk!
Game Level 4 - Hari 4
Hari Minggu adalah hari Kapten Kecil, sebuah aktivitas berlatih futsal untuk anak-anak usia 3-6 tahun. Judulnya latihan futsal, tapi main futsalnya sendiri cuma 15 menit terakhir hehe. Lebih banyak aktivitas yang merangsang motorik kasar seperti lari dan lompat.
Banyak kombinasi aktivitas yang butuh diarahkan, misalnya kalau bertemu cone harus lari zigzag, kalau ada ring harus melompat ke dalamnya. Sebelum dimulai biasanya dicontohkan dulu oleh Coach (dan asisten Coach alias si Kakak 😁).
Ketika diberi contoh, Adek sih masih bengong liat ke arah lain. Karena barisnya agak belakang jadi pandangannya terhalang oleh kapten-kapten yang lain mungkin ya. Tetapi ketika hampir tiba gilirannya, dia memperhatikan gerakan Kapten di depannya. Kemudian ketika giliran dia yang maju, dia bisa melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan. Sempat ada yang lupa-lupa dikit, coach mengingatkan dengan kata-kata (misal: "loncatin cone-nya dengan dua kaki!") dan dia mengikuti arahan sang coach.
Tiba giliran bermain futsal, seperti biasa Adek memperhatikan saja di bagian gawang. Soalnya anak-anak cowok mainnya lebih aktif jadi dia takut tertabrak 😅.
Pada aktivitas ini, Adek dominan visual, didukung auditory dan kinestetik.
Hari Minggu adalah hari Kapten Kecil, sebuah aktivitas berlatih futsal untuk anak-anak usia 3-6 tahun. Judulnya latihan futsal, tapi main futsalnya sendiri cuma 15 menit terakhir hehe. Lebih banyak aktivitas yang merangsang motorik kasar seperti lari dan lompat.
Banyak kombinasi aktivitas yang butuh diarahkan, misalnya kalau bertemu cone harus lari zigzag, kalau ada ring harus melompat ke dalamnya. Sebelum dimulai biasanya dicontohkan dulu oleh Coach (dan asisten Coach alias si Kakak 😁).
Ketika diberi contoh, Adek sih masih bengong liat ke arah lain. Karena barisnya agak belakang jadi pandangannya terhalang oleh kapten-kapten yang lain mungkin ya. Tetapi ketika hampir tiba gilirannya, dia memperhatikan gerakan Kapten di depannya. Kemudian ketika giliran dia yang maju, dia bisa melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan. Sempat ada yang lupa-lupa dikit, coach mengingatkan dengan kata-kata (misal: "loncatin cone-nya dengan dua kaki!") dan dia mengikuti arahan sang coach.
Tiba giliran bermain futsal, seperti biasa Adek memperhatikan saja di bagian gawang. Soalnya anak-anak cowok mainnya lebih aktif jadi dia takut tertabrak 😅.
Pada aktivitas ini, Adek dominan visual, didukung auditory dan kinestetik.
Jumat, 12 Juli 2019
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Menari Bersama Kakak
Game Level 4 - Hari 3
Kakak senang sekali menari. Di rumah sering memutar video tari-tarian mulai dari tari tradisional sampai tarian Barat. Adiknya? So pasti ngikutin dong 😆.
Sudah sering Adek mengikuti Kakaknya menari tapi selama ini saya tidak pernah mengamati bagaimana caranya dia belajar menari.
Setelah saya amati, Adek ketika menari lebih sering melihat gerakan Kakaknya lalu mengikuti. Gak ngarang-ngarang gitu gerakannya. Gerakannya masih belum sesuai dengan musiknya karena sering telat ngikutin gerakan kakaknya 😬.
Dalam aktivitas menari ini, saya mengamati bahwa visual dan kinetiknya dominan.
Kakak senang sekali menari. Di rumah sering memutar video tari-tarian mulai dari tari tradisional sampai tarian Barat. Adiknya? So pasti ngikutin dong 😆.
Sudah sering Adek mengikuti Kakaknya menari tapi selama ini saya tidak pernah mengamati bagaimana caranya dia belajar menari.
Setelah saya amati, Adek ketika menari lebih sering melihat gerakan Kakaknya lalu mengikuti. Gak ngarang-ngarang gitu gerakannya. Gerakannya masih belum sesuai dengan musiknya karena sering telat ngikutin gerakan kakaknya 😬.
Dalam aktivitas menari ini, saya mengamati bahwa visual dan kinetiknya dominan.
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Belajar Iqro
Game Level 4 - Hari 2
Adek sekarang sudah menunjukkan minat untuk belajar membaca Iqro karena ingin seperti Kakak. Dimulai dari Iqro 1, hari ini sudah sampai huruf "da". Ketika saya mencontohkan cara membaca huruf "da", dia memperhatikan gerak bibir saya sambil mendengarkan suara yang keluar. Tetap duduk manis sih, tapi setiap membaca huruf-huruf Iqra tersebut, kepalanya ikut ngangguk keras, kadang badannya sambil putar kiri-kanan :D. Di aktivitas hari kedua ini lagi-lagi dominan visual dan auditory, dengan sedikit kinestetik.
Kamis, 11 Juli 2019
[Bunsay-Gaya Belajar Anak] Mengurutkan Warna
Game Level 4 - Hari 1
Setelah tertatih-tatih di Level 3, alhamdulillah sekarang masuk Level 4 yang mudah-mudahan ga tertatih-tatih lagi. Kali ini saya pilih Adek (3th) sebagai partner game saya. Kebetulan saya belum menemukan gaya belajar yang dominan dari dia, jadi cocok sekali untuk menerapkan tantangan ini sekarang.
Aktivitas pertama yang saya amati adalah mencocokkan warna dan bentuk. Kebetulan di Big Bad Wolf kemarin saya menemukan Montessori kit yang menarik untuk Adek belajar mengurutkan warna dari terang ke gelap atau sebaliknya. Saya mempersilakan Adek untuk memilih warna yang ingin dimainkan duluan. Dia memilih set warna biru, mulai dari warna biru paling terang hingga paling gelap, total ada 6 potongan karton yang harus diurutkan.
Saya memulainya dengan membandingkan dua warna dulu, karena kalau langsung 6 warna akan membuat bingung. Saya pasangkan beberapa potong karton dan bertanya kepada Adek, warna mana yang lebih terang? Setelah beberapa pasang selesai dibandingkan, terbentuk urutan warna yang benar dari biru paling muda hingga biru paling gelap.
Selama saya mengambil potongan karton dan menyusunnya, dia memperhatikan sambil duduk. Ketika saya bertanya, dia juga mendengarkan dan menjawab. Dari aktivitas ini, saya menilai bahwa gaya belajar visual dan auditorinya muncul.
Selasa, 02 Juli 2019
[Bunsay-Aliran Rasa] Family Project as My Personal Project
Game Level 3 - Family Project - Aliran Rasa
Dalam melakukan Tantangan 10 Hari di Level 3 ini lumayan banyak tantangannya. Setelah dua level sebelumnya sukses menyetor tugas tanpa rapel dan skip bahkan lebih dari 10 hari berturut-turut, level ini buyar deh. Diawali dengan harus masuk kantor ketika ART belum kembali, jadwal rutin saya jadi kacau-balau. Bolak-balik rumah-kantor-rumah ortu untuk menitipkan anak lumayan membuat energi saya terkuras, jadi jadwal setor tugas yang biasa saya lakukan malam hari jadi terlewat karena sering ketiduran. Akhirnya saya menetapkan target "yang penting lulus level 3", yang penting setor 10 tugas walaupun penuh rapelan 😪.
Tepat di hari terakhir periode pengumpulan tugas, saya mengumpulkan tugas hari ke-10. Alhamdulillah target lulus level 3 tercapai, tapi tetap saja tidak puas rasanya karena kurang all out dalam mengerjakan project ini.
Setelah membaca Review Game Level 3 ini pun saya tertohok di bagian bahwa proyek peningkatan kecerdasan anak ini juga merupakan proyek peningkatan kecerdasan diri saya sendiri. Kalau menurut review tersebut, saya termasuk tipe quitter karena tidak berhasil mengalahkan tantangan manajemen waktu mengumpulkan tugas 10 hari berturut-turut. Saya kurang setuju sih, bagaimanapun saya masih memberikan effort untuk lulus Level 3. Walaupun bukan tugas yang sempurna, tapi setidaknya saya benar-benar mengerjakan 10 hari tantangan, bukan asal nulis saja.
Dalam melakukan Tantangan 10 Hari di Level 3 ini lumayan banyak tantangannya. Setelah dua level sebelumnya sukses menyetor tugas tanpa rapel dan skip bahkan lebih dari 10 hari berturut-turut, level ini buyar deh. Diawali dengan harus masuk kantor ketika ART belum kembali, jadwal rutin saya jadi kacau-balau. Bolak-balik rumah-kantor-rumah ortu untuk menitipkan anak lumayan membuat energi saya terkuras, jadi jadwal setor tugas yang biasa saya lakukan malam hari jadi terlewat karena sering ketiduran. Akhirnya saya menetapkan target "yang penting lulus level 3", yang penting setor 10 tugas walaupun penuh rapelan 😪.
Tepat di hari terakhir periode pengumpulan tugas, saya mengumpulkan tugas hari ke-10. Alhamdulillah target lulus level 3 tercapai, tapi tetap saja tidak puas rasanya karena kurang all out dalam mengerjakan project ini.
Setelah membaca Review Game Level 3 ini pun saya tertohok di bagian bahwa proyek peningkatan kecerdasan anak ini juga merupakan proyek peningkatan kecerdasan diri saya sendiri. Kalau menurut review tersebut, saya termasuk tipe quitter karena tidak berhasil mengalahkan tantangan manajemen waktu mengumpulkan tugas 10 hari berturut-turut. Saya kurang setuju sih, bagaimanapun saya masih memberikan effort untuk lulus Level 3. Walaupun bukan tugas yang sempurna, tapi setidaknya saya benar-benar mengerjakan 10 hari tantangan, bukan asal nulis saja.
Langganan:
Komentar (Atom)