Game Level 1 - Komunikasi Produktif - Hari 2
Setiap Lebaran, anak-anak selalu dapat uang angpau pemberian dari kakek-nenek dan om-tantenya, sudah jadi tradisi lama di keluarga Abinya. Karena keluarga besar suami emang beneran besar (sepupunya banyak banget nget nget), 1 kali Lebaran tiap anak bisa dapet 200-300ribu, tentunya jumlah yang sangat besar untuk anak seumuran kakak dan adik.
Waktu masih belum mengerti gunanya uang, angpau-angpau kakak selalu saya tabung di rekening bank atas namanya sendiri. Sejak tahun kemarin, kakak udah ngerti gimana senengnya nerima uang. Uang bisa beli permen, bisa beli mainan 😅. Jadi hepi banget deh itu uang pengennya dipegang terus sama dia. Hmmmm...oke mama berpikir mungkin kakak mulai saatnya dipercaya untuk memegang uang, dengan catatan pisahkan uang yang ingin diinfak, ditabung, dan dibelanjakan.
Karena dia belum tahu uangnya akan dibelikan apa, jadi uangnya selalu disimpan di laci, hampir setiap hari dibuka, dihitung-hitung sambil pura-pura jual-beli sama adiknya 😅. Sekalian kenalan dan belajar hitung uang lah ya.
Sampai suatu hari, tiba-tiba dia bilang pengen buku tulis diary yang ada gemboknya *wadidawww mulai mau nulis diary yang gembokan nih*.
"Ya udah, kakak kan punya uang sendiri."
Matanya langsung berbinar-binar lalu dia melesat ke kamar mau ambil uangnya. Gak lama dia keluar lagi, "Ma, uangku di mana ya? Kok ga ada di laci?"
"Lho, Mama gak pernah simpan. Kan kakak yang selalu pegang. Coba dicari dulu di atas meja dan di laci-laci lain."
Bongkar-bongkar laci, tumpukan mainan, sampai selipan buku-buku, gak ketemu juga.
JRENG JRENG.
200 ribu hilang.
Insting ngomel mulai muncul. Saya menduga setelah dia bermain-main dengan uangnya, sepertinya dia lupa menyimpan kembali ke laci lalu dibereskan oleh sang Mbak ART bersama tumpukan mainan lainnya.
But wait, FOKUS PADA SOLUSI, BUKAN MASALAH.
"Coba kakak tanya Mbak Fitri, lihat dompet uang kakak ga?" tanya saya sambil masih berharap memang sang Mbak yang menyimpankan di tempat lain.
Ternyata setelah ditanya, sang Mbak gak ingat pernah membereskan dompet kakak. Setelah membantu mencarikan pun tetep gak ketemu.
Saya cuma menghela napas. Kayanya hilang beneran nih. Sementara Kakak terlihat bingung dan sedih.
"Kayanya uangnya hilang ya, Kak. Jadi Kakak belum bisa beli buku diary."
"Terus gimana dong, Ma. Aku pengen banget banget banget beli buku itu."
"Ya kakak tunggu sampai dapat uang lagi."
"Lebaran masih lama ya, Ma?"
"Masih beberapa bulan lagi. Nanti kalau dapat uang lagi, Mama aja yang simpan ya. Nanti kalau Kakak sudah belajar tertib dan rapi baru boleh simpan uang sendiri lagi."
Kakak terlihat ragu-ragu, tapi akhirnya setuju juga.
Bye-bye 200 ribu, memang belum rezekinya Kakak. Atau kalau memang rezeki, mungkin masih terselip di suatu tempat di kamar Kakak ya 😌.
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar