Jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kakak dan Adek masih bermain di kamar, tapi posisi Adek sudah tidur-tiduran di kasur dan matanya sudah sayu. Saya harus sigap nih, mengajak dia sikat gigi sebelum bablas lagi seperti dua malam sebelumnya.
"Ayo, Dek kita ke atas yuk, sikat gigi. Adek udah ngantuk ya?"
"Ngga!" gengsi mengakui kalau dia ngantuk.
Abinya ikut turun tangan. "Yuk, digendong sama Abi ke atas. Mau digendong kaya bayi gak?"
Adek menunjukkan tanda-tanda tertarik. "Digendong di pundak aja!" Oke, princess.
Saya juga mengajak Kakak untuk sikat gigi sama-sama supaya Adek lebih semangat. Alhamdulillah sukses mengajak dia ke kamar mandi gak pake tidur-tiduran lagi.
Adek masuk kamar mandi dan saya mengikutinya dari belakang. Sampai pintu kamar mandi, saya dihalangi untuk masuk. "Adek mau sendiri aja." Waaaaah, saya disuruh melihat saja dari pintu kamar mandi.
Sejak mulai latihan sikat gigi sendiri, tempat sikat dan pasta gigi biasanya saya geser sedikit supaya mudah dijangkau Adek. Tetapi karena saya dilarang masuk kamar mandi jadi tempatnya masih di posisi biasa. Saya sudah siap-siap dimintai tolong kalau-kalau dia tidak bisa menjangkau sikat giginya. Eh ternyata dengan jinjit dan memanjangkan tangan dia bisa mengambil sikat dan pasta giginya tanpa menjatuhkan sikat-sikat gigi yang lain.
Membuka keran sudah lebih baik, airnya tidak terlalu kencang. Tetapi yang lebih membuat saya takjub, sekarang dia sudah bisa menakar pasta gigi sendiri dengan jumlah yang tepat. Alhamdulillah kontrol kekuatan tangannya semakin baik.
Selesai sikat gigi, dia pamerkan giginya ke saya, "Sekarang gigi Adek udah bersih belum, Ma?"
"Udaaaaah!" sambil kasih jempol 👍.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar