Selasa, 31 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Bercerita Sendiri

Game Level 9 - Hari 10



Ritual tiap malam sebelum tidur, Adek selaly minta dibacakan buku. Beberapa hari terakhir lagi  muter-muter di buku yang itu-itu lagi. Malam ini saya minta Adek yang "membacakannya" untuk saya.

Kombinasi cerita yang udah hapal dan gambarnya, Adek menceritakan isi buku versinya sendiri. Buku yang diceritakan berjudul "Hairdresser", isinya tentang aktivitas-aktivitas di salon.

Kurang lebih cerita kreasi Adek seperti ini, "Aku mau potong rambut ah, rambutku udah panjang. Sekarang rambut aku dicuci dulu ya. Rambutku dipotong terus dikasih pita. Aku juga mau rambutnya warna black dan pink. Udah selesai deh, terima kasih rambut aku udah dipotong."

😂😂😂

Minggu, 29 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Menggambar (Lagi)

Game Level 9 - Hari 9



Kakak dan Adek sama-sama suka menggambar jadi untuk aktivitas kreatif seringnya ya menggambar. Di manapun ketemu alat gambar, ga boleh dianggurin.

Seperti halnya waktu kami pergi sarapan ke coffeeshop dekat rumah, ada kertas, pensil warna, dan dinding yang khusus disediakan bagi hasil gambar para pengunjung.

Adek gambar Onti (adiknya Abi) dan Kakak gambar the future coffee shopnya 😄. Mayan nih desainnya mungkin bisa dipertimbangkan 😁.

Kamis, 26 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Digital Drawing

Game Level 9 - Hari 8


Kakak baru pertama cobain gambar di HP Mama -tanpa stylus pen, cuma pake jari.

Self-portrait katanya, lengkap dengan jilbab pokkadot dan tiara 😁.

Rabu, 25 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Pajamas Party

Game Level 9 - Hari 7


Hari ini sepupunya anak-anak yang seumuran Kakak datang untuk menginap. Semangat sekali Kakak siap-siap menyambut BFFnya datang. Kamar dilayout seperti kafe, dia juga dandan sebagai "pegawai restoran" katanya, dengan topi dan sarung tangannya. Sayang Kakak ga mau difoto jadi gak ada dokumentasinya.

Ketika sepupunya datang, pastinya langsung diajak bermain. Kakak sendiri udah memikirkan mau main apa aja. Salah satunya bermain peran (paling hobi deh), Kakak jadi Crystal, sepupu jadi Scarlet, saudari kembarnya Crystal, dan Adek jadi Christy, teman si kembar. Tanpa gadget pun mereka bisa asik menemukan aktivitasnya sendiri, sampai susah disuruh mandi dan tidur 😅.

Selasa, 24 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Bermain Peran (2)

Game Level 9 - Hari 6


Habis main seharian di luar rumah yang lebih melibatkan kegiatan fisik daripada kegiatan kreatif, jadi kekurangan bahan buat setoran hari ini 😅.

Masih belum move on dari main jual-jualan kemarin, Adek masih pengen ngulang lagi, tapi kali ini dia jadi pembeli. Bagaimana dia berimajinasi jadi pembeli?

(Mondar-mandir lewat "toko") "Aku bosen nih, pengen beli sesuatu."

(Pas dikasitau harganya) "Haaaaah, mahal amat?" Lengkap dengan ekspresi kaget lebay 🤣

Kayanya kamu emang cocok jadi pemain teater, Dek.

Senin, 23 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Bermain Peran

Game Level 9 - Hari 5


Adek berkreasi bermain peran sebagai pedagang. Aslinya sepaket dengan kasir mainan itu adalah sayur2an dan buah2an plastik tapi karena udah ketelingsut jadinya diganti pura-pura jualan produk2 perawatan kecantikan 🤣.

Adek menjiwai peran banget deh.
"Ini buat muka, ini buat tangan, ini buat kaki."
"Belinya yang banyak dong kok cuma sedikit."
"Itu harganya empat ratus ribu sama satu juta ribu." (Wow, mahal ya Bu)

Sampai akhirnya dagangannya habis, toko ditutup. Alhamdulillah laris ya Bu!

Minggu, 22 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Membangun Rumah (dengan Lego)

Game Level 9 - Hari 4

Salah satu mainan anak yang bisa menstimulasi kreativitas anak-anak adalah lego, yang seringkali bikin nangis pas belinya karena harganya cukup mahal --setidaknya menurut saya. Ketika ada diskon dan sedang ada rezeki, alhamdulillah bisa punya juga. Berhubung Kakak ini anaknya feminin banget, kami dulu membeli yang edisi Friends, yang figurnya cewe-cewe gitu.

Masih jadi tantangan untuk Kakak membangun rumah yang sesuai contohnya, jadinya Kakak suka berkreasi sendiri saja bentuk rumahnya -- yang penting cantik katanya.

Ini salah satu kreasinya:

Sabtu, 21 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Topeng Ala Adek

Game Level 9 - Hari 3

Hari Sabtu hari bersih-bersih dan decluttering karena Mama udah pusing liat tumpukan barang. Dari kontainer yang udH berbulan-bulan gak kesentuh 🤦‍♀️, ketemu satu set Duplo yang sepertinya udah dilupain sama anak-anak. Karena Duplo ini menurut saya termasuk mainan yang everlasting dan ga akan ketinggalan jaman (macem LOL, hatchimal apalah itu yang musiman), mainan ini masih saya keep. Saya pisahkan ke bagian barang-barang yang akan dikeep, saya berikan ke anak-anak barangkali mereka kangen sama si Duplo. Lalu saya balik lagi pilah-pilah tumpukan barang lain.

Tau-tau Adek keluar kamar dengan penampilan seperti ini:

Alih-alih main sama Duplonya, malah bungkus Duplonya (iya bungkusnya pake kaim tile biar ga makan tempat dan keliatan isinya) yang dipake bungkus muka 🤣, ditambah topeng mata pemberian kakak tetangga.

"Ade ceritanya jadi apa itu?"

"Jadi pencuri". Hadeuh. Tiru penampilannya aja jangan perilakunya ya, Dek.

Saya biarkan saja dulu dia berimajinasi berpenampilan sebagai pencuri karena seumur Adek memang belum tahu benar-salah. Kalau terlalu freak out langsung larang ini itu, gimana anak bisa bebas berkreasi?


Jumat, 20 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Unicorn Dua Versi

Game Level 9 - Hari 2

Masih dalam rangka LDR sama anak-anak, saya meminta mereka menggambar unicorn, salah satu tokoh favorit mereka. Saya bebaskan mereka berkreasi menggambar unicorn versi masing-masing.


Ini hasilnya. Kalau Kakak gambar versi cantik hitam putih, Adek gambar versi montok warna-warni 😁.

Kamis, 19 Desember 2019

[Bunsay-Be Creative] Treasure Hunt

Game Level 9 - Hari 1

Sedihnya, dua terakhir ini lagi sering banget dinas luar kota. Hari ini mudah-mudahan dinas terakhir di tahun 2019.

Untuk menjaga komunikasi saya dengan anak-anak dan biar mereka gak lupa sama ibunya, tentunya telepon dan video call jadi andalan. Sekarang jadi tertantang pengen buat cara lain untuk menunjukkan Mama tetap eksis walaupun lagi pergi. Keideanlah bikin treasure hunt ala-ala.


Saya menulis petunjuk-petunjuk yang ditempel di beberapa titik di rumah, seperti rak sepatu, rak gelas, kamar mandi, sampai laci kaos kaki 😁, yang mengarahkan ke tempat saya menyembunyikan "harta karun" berupa hadiah kecil untuk anak-anak.

Sebelum saya berangkat, saya berpesan ke Kakak kalau saya meninggalkan surat sekaligus petunjuk pertama di kamar.

Baru juga sampai Stasiun Jurangmangu (saya berangkat dari Stasiun Rawa Buntu), Kakak mengirimkan foto ini:

Laaah cepet amat belum setengah jam udah ketemu 🤣. Kurang menantang berarti nih petunjuknya.

Anyway, bahagia liat anak-anak bahagia karena berhasil menemukan harta karunnya. Besok malam Mama Insya Allah pulang, ya!



Selasa, 10 Desember 2019

[Bunsay-Aliran Rasa] Cerdas Finansial untuk Masa Depan

Game Level 8 - Aliran Rasa

Tujuan kecerdasan finansial bukan untuk menimbun kekayaan ataupun melatih kita menjadi pelit. Kecerdasan finansial adalah bentuk rasa syukur kita akan rezeki dalam bentuk harta, ditunjukkan dengan pengelolaan yang bijak.

Saya pikir game-game di level sebelumnya sudah cukup menantang, tapi yang level ini paling menantang sampai saya tergopoh-gopoh menyelesaikannya. Terlebih lagi di periode tantangan ini tuntutan pekerjaan publik di akhir tahun sedang tinggi-tingginya.

Ketika saya hampir menyerah, baru 1 postingan di 4 hari terakhir periode tantangan, saya selami lagi makna mendidik kecerdasan finansial. Bukan hanya bagaimana mendapatkan atau membelanjakan uang, tetapi juga melatih rasa syukur dan melatih pengendalian diri terhadap keinginan vs kebutuhan. Ternyata di kehidupan sehari-hari ada aktivitas melatih kecerdasan finansial anak-anak walaupun tidak bersentuhan dengan uang. Hal inilah yang alhamdulillah membuat saya survive di level ini.

Sabtu, 07 Desember 2019

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Tahan Godaan Mol

Game Level 8 - Hari 10

Hari ini saya harus jaga booth di Festival Kejar dan di saat bersamaan Abinya masih dinas. Ada sih Mbaknya yang jaga anak-anak, tapi kok saya merasa bersalah di hari Sabtu pun harus meninggalkan anak-anak seharian lagi di rumah.

Jadi setelah Kakak les, saya ajak anak-anak dan Mbaknya ikut ke Teras Kota. Karena tidak mungkin betah diam di booth doang dan Kakak juga sudah terlalu besar untuk KC, jadi saya lepas anak-anak dengan mbaknya untuk keliling mol. Gak literally keliling juga sih, sudah diinstruksikan kalau mereka hanya boleh di tempat melukis dan main kinetic sand, makan, lalu susul Mama ke booth. Saya beri sekian jumlah uang ke Mbaknya yang kira-kira pas untuk membayar kegiatan melukis, kinetic sand, dan makan.

Setelah sekitar 1,5 jam, mereka menyusul saya ke booth. Uangnya masih sisa dan mereka ga bawa barang baru, alhamdulillah ga ada yang culamitan beli sesuatu padahal ada stand mainan di dekat tempat makan 😋.

Bosan di booth, Kakak izin ke saya untuk ke Miniso. "Cuma liat-liat aja kan aku ga bawa uang."
Oke. Cuma sebentar dari Miniso kuat juga keimanan mereka cuma lihat-lihat hihi.

Akhirnya Kakak request juga dibelikan sesuatu: jeruk. Oohhhh itu mah boleh banget Kak, malah Mama tambahin sama semangka dan salak juga ya.

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Uang itu Bukan Tak Terbatas

Game Level 8 - Hari 9

Untuk mengontrol keinginan, anak usia 3 tahun juga perlu dibangun kesadarannya bahwa uang itu bukan tak terbatas.

Salah satu caranya, ketika kita pergi ke supermarket dan Adek ingin sesuatu, kadang saya bilang juga, "Uang Mama hanya cukup untuk membeli 1 kue saja." Yeah, Adek itu kalap banget kalau liat cemilan 😋 (bukan turunan saya lho ya). Kalau ke minimarket atau supermarket, 1 rak cemilan mungkin pengen dia ambil. Pertama kali dibilangin seperti itu sih dia ga mau tahu ya, tapi sekarang menjelang usia 4 tahun tampaknya sudah mulai paham alhamdulillah. Sudah lebih terkontrol keinginannya.


[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Alat Pembayaran

Game Level 8 - Hari 8

Untuk membangun awareness Adek tentang alat pembayaran, saya sering ajak Adek untuk melihat saya bertransaksi dan membayar di kasir. Kadang saya membayar dengan uang tunai, kadang dengan gesek kartu debet, kadang dengan pembayaran online macam Gopay atau OVO. Untuk yang terakhir, agak susah sih karena yang Adek lihat cuma saya ketik-ketik HP terus terima struk 😃.

Untuk anak zaman sekarang lebih kompleks ya dengan tersedianya banyak macam alat pembayaran. Kalau dulu kita hanya kenal uang koin dan kertas titik. Oleh karena itu, saya merasa perlu membangun awareness dari sekarang, supaya bijak juga menggunakan alat pembayaran non tunai yang suka melenakan itu 😁.

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Palestina

Game Level 8 - Hari 7

Sudah dari jauh-jauh hari Kakak laporan kalau dia ingin membawa uang ke sekolah ketika ada kegiatan sharing dari saudara dari Palestina. Pagi itu, Kakak membawa uang Rp 20.000 untuk diinfaqkan.

"Katanya temen aku ada yang mau nyumbang Rp 2juta, boleh kan Rp 20.000 aja yang penting ikhlas?"

"Iya betul yang penting ikhlas." Lebih besar jumlahnya lebih baik sih emang, tapi melihat Kakak inisiatif sendiri membawa uang hasil gajinya saja saya sudah senang.

***

Pulang sekolah, Kakak cerita apa yang dia dengar dari kakak Palestina itu.

"Kasihan, ada yang rumahnya tinggal setengahnya karena bom. Palestina udah lama ya dijajah."

Alhamdulillah Kakak diberi kesempatan untuk mendengar langsung dari saudara kita yang mengalami sendiri keadaan di Palestina. Semoga empati Kakak terbangun dan selalu terpelihara untuk semua saudara-saudara yang mengalami kedzoliman 😢.

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Sejahtera


Game Level 8 - Hari 6

Lanjutan dari konsep ekonomi, ada satu istilah yang ditanyakan oleh Kakak, yaitu “sejahtera”.

Hmm…muter otak lagi.

“Sejahtera itu kita bisa hidup layak. Hidup layak itu kita bisa makan, punya pakaian, punya tempat tinggal, bisa sekolah, bisa ke dokter.”

“Berarti kita sejahtera ya Ma?”

Semoga Kakak bisa mensyukuri kondisi yang Kakak miliki, walaupun tidak selalu memiliki apa yang teman-teman Kakak miliki.

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Apa Arti Ekonomi?


Game Level 8 - Hari 5

Pekan kemarin adalah pekan assessment di sekolah Kakak. Bukan ulangan atau UAS, tapi hanya semacam evaluasi sejauh mana pemahaman anak-anak tentang materi yang sudah dipelajari. Di pelajaran IPS, ada topik tentang ekonomi yang belum terlalu Kakak pahami. Saya sendiri lulusan ekonomi, tapi perlu muter otak bagaimana cara menjelaskan konsep ekonomi kepada anak usia 8 tahun.

Sederhananya, ekonomi itu kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan uang. Kegiatan mencari uang supaya kita bisa mendapatkan sesuatu yang perlu dibeli dengan uang.
“Makanya Mama dan Abi kerja supaya kita bisa beli makanan, beli rumah, supaya Kakak dan Adek bisa sekolah. Sekolah itu bayar lho.”

Memberikan contoh yang sedikit lebih kompleks tentang konsep uang. Bukan hanya utnuk membeli barang konkret yang bisa didapat di Indomaret, tetapi juga untuk “membeli” pendidikan.


[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Dari Mana Datangnya Uang?

Game Level 8 - Hari 4

Salah satu kegiatan anak-anak di tiap akhir pekan adalah Kapten Kecil, kegiatan bergerak untuk anak-anak memakai bola futsal. Karena usia Kakak sudah melewati batas maksimal peserta Kapten Kecil, dia direkrut oleh Abinya untuk menjadi asisten pelatih. Supaya tetap profesional, asisten tentunya dibayar, Rp 20.000 per pertemuan 😃.

Tujuannya supaya kakak gak nganggur Kakak tahu bahwa uang tidak datang begitu saja, harus bekerja dulu untuk mendapatkannya. Juga supaya Kakak paham mengapa Abi dan Mama setiap Senin hingga Jumat harus bekerja 😊.

Setelah beberapa bulan ini bekerja sebagai asisten, Kakak jadi lebih paham nilai uang. Kadang gajinya suka dipakai jajan dengan nilai yang kecil-kecil, tapi untuk membeli yang lebih mahal -sama kaya Mamanya- mikir-mikir 1000 kali.

Rabu, 04 Desember 2019

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Mengontrol Keinginan (2)

Game Level 8 - Hari 3

Sebagai anak perempuan, Adek suka sekali dengan item2 princessy mulai dari baju sampai aksesorinya. Kebetulan baju-bajunya sudah banyak yang sempit, jadi hari itu Adek dapat jatah beli 1 baju. Karena baru nonton Frozen 2 dan demam Elsa-Anna mulai muncul lagi di mana-mana, baju bergambar Anna jadi pilihan Adek.

Setelah beli baju, kita menemani Kakak mencari cincin. Eh dia ikut-ikutan, "Adek mau cincin juga!"

"Adek kan udah beli baju Anna. Adek pilih mau baju atau cincin?"

"Baju aja"

Selama menemani Kakak, dia ikut-ikutan lihat-lihat dan pegang-pegang aksesoris. Pengen tapi ga bisa beli 😄. Mama harus tega ya supaya Adek bisa latihan mengontrol keinginan.

[Bunsay-Kecerdasan Finansial] Mengontrol Keinginan

Game Level 8 - Hari 2

Sudah berhari-hari Kakak Ey minta dibelikan cincin. Kalau saya ada pergi dinas, oleh-oleh yang diminta selalu cincin tapi sampai sekarang belum juga kesampaian.

Ketika saja ajak anak-anak ke Aeon, fokus Kakak tetap mencari cincin. Karena dia juga sudah punya uang sendiri, saya suruh dia membeli dengan uangnya sendiri.

Mampir ke 4 toko aksesoris, tidak ketemu juga cincin yang cocok. Kalau bukan karena ukurannya terlalu besar, modelnya kurang suka, harganya mahal atau bahannya kurang cocok. Karena disuruh pakai uang sendiri, dia lebih aware kalau cincin di atas Rp 50.000 itu mahal 😁.

Keliatan sih Kakak masih penasaran sampai sempat bolak balik ke satu toko yang sama. Cincinnya dipegang-pegang, terus dikembalikan lagi.

"Ya udah Kakak, kalau belum nemu yang cocok jangan dipaksain beli nanti malah ga dipake. Sabar sampai ketemu yang cocok ya."

Sedikit kecewa, tapi tampaknya Kakak paham. Hari itu, pulang dari Aeon Kakak sama sekali ga beli apa-apa saking istiqomahnya cuma pengen beli cincin 😬.