Rabu, 21 Maret 2018

[MIIP] NHW #9 Bunda Sebagai Agen Perubahan

Whaaaaat? Udah NHW #9??? Rasanya baru kemaren pusing-pusing berjamaah dengan temen-temen Tangsel 3 milih satu jurusan ilmu hidup, taunya sekarang udah ketemu NHW terakhir aja 😣😣😣. Pekan ini suasana grup jadi agak mellow karena semua serba terakhir. Materi terakhir, NHW terakhir huhuhu....

Oke, jadi di NHW terakhir ini kami diinstruksikan untuk melihat ke luar rumah kita. Oh ternyata di luar ada tukang siomay lewat. Maksudnya setelah kita selesai menyelami diri kita dan keluarga kita, kini kita harus memperhatikan isu yang terjadi di masyarakat sekitar. Untuk dapat mengidentifikasi isu tersebut, kita harus memiliki EMPATHY dan PASSION, sehingga dapat membuat SOCIAL VENTURE. Untuk tugas tersebut alhamdulillah dipermudah dengan mengisi tabel di bawah:


Berawal dari minat yang kami pilih serta keahlian yang diperlukan di NHW #1, melihat isu sosial di masyarakat dengan menggunakan EMPATHY, sesuai dengan PASSION yang saya miliki, maka saya merencanakan ide sosial yang akan saya buat adalah kegiatan Yuk Belajar Mengaji. Kegiatan ini direncanakan diselenggarakan seminggu sekali, menimbang kegiatan anak-anak sekolah dan ibu-ibu yang biasanya sibuk dengan urusan domestik/publik. Untuk lokasinya, saya berpikir di masjid kompleks atau mungkin berputar di rumah para peserta. Kalau rumah saya terlalu kecil 😁. Untuk metode dan kurikulum pengajaran saya adopsi langsung dari Rumah Quran As-Syifa tempat saya sekarang belajar tahsin.

Sekian tulisan untuk  NHW pekan terakhir (huhuhu mellow lagi deh). Seperti semua teman-teman peserta matrikulasi, tentunya saya berharap bisa lulus matrikulasi ini agar bisa naik kelas ke jenjang berikutnya, tetapi harapan saya yang lebih besar adalah semoga saya bisa konsisten melakukan hal-hal yang sudah saya susun dari NHW #1 sampai NHW #9 ini 😇.

-Karlina-

Sabtu, 17 Maret 2018

[MIIP] NHW#8 Misi Hidup dan Produktivitas

Pekan ke DELAPAN! Artinya ini NHW ke dua dari terakhir di kelas matrikulasi IIP batch 5. Pertanyaannya tentu semakin rinci, tapi anehnya di pekan ini saya tidak merasa terlalu kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Apa mungkin setelah dibimbing selama 7 pekan akhirnya saya makin mengenal diri sendiri dan makin tahu apa misi hidup saya ya? Anyhow, di NHW pekan ini ada tiga pertanyaan (yang beranak pinak).

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

Di NHW#7 saya mengisi dua aktivitas di kuadran 1, yaitu meneliti dan mengajar. Saya memutuskan untuk memilih aktivitas "mengajar" yang paling sesuai dengan jurusan ilmu hidup yang saya pilih. To be specific, mengajar tahsin.

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Mental seperti apa yang harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE)
2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO)
3. Apa yang akan anda lakukan apabila anda sudah memiliki yang anda harapkan? (HAVE)

1. Untuk bisa mengajar, saya harus memiliki mental seorang guru. Lebih detailnya, seorang guru itu harus:

  • Selalu haus akan ilmu
  • Senang berbagi 
  • Senang melihat orang lain maju, bahkan lebih maju dari dirinya sendiri
  • Sabar
2. Untuk memiliki mental di atas, saya harus:
  • Meluruskan niat berbagi ilmu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah Subhana Wa Ta'ala
  • Terus mengasah ilmu yang ingin saya ajari. 
  • Berlatih sabar
3. Ketika saya menjadi guru tahsin, yang saya ingin miliki hanyalah murid :). Apalah artinya guru tanpa murid. 
 

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

Memberantas buta huruf Al-Quran dan mengajak semua umat Islam mencintai Al-Quran.

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)

Plan A: Daripada mendirikan Rumah Quran sendiri, saya memilih berkolaborasi dengan Rumah Quran atau kelompok pengajian yang sudah ada untuk menyebarkan ilmu tahsin.

Plan B: Jika saya harus mengikuti suami dinas ke luar Jakarta dan ditempatkan di lokasi yang belum ada kelompok pengajiannya, baru saya akan menginisiasi kelompok pengajian sendiri.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Lulus belajar tahsin dan mulai mengajar di Rumah Quran As-Syifa tempat saya belajar sekarang.

Sebenarnya saya masih punya pertanyaan yang belum terjawab soal poin "HAVE" jadi saya masih menjawab berdasarkan interpretasi saya sendiri 😊. Saya mencoba membuat planning dalam tiga dimensi waktu ini serealistis mungkin sesuai kemampuan diri, semoga planning ini bisa membuat perubahan, sekecil apapun ya. Yang penting jangan sampai KALAH!

-Karlina-

Kamis, 08 Maret 2018

[MIIP] NHW #7 Tahapan Menuju Bunda Produktif

Setelah melalui tahap bunda sayang dan bunda cekatan di 6 NHW sebelumnya, sekarang waktunya masuk ke tahap bunda produktif. NHW kali ini juga seru karena kita disuruh tes bakat 😀. Baru tau lho kalau sekarang ada tes bakat online dan yang paling penting gratis. Salah satu tools tes bakat yang direkomendasikan adalah temubakat.com. Saya sudah mencoba tesnya dan berikut hasilnya:
dan ini hasil pengklasterannya:
Ini hasil tes yang didapat di percobaan kedua, karena yang pertama kok rasanya ga yakin statement-statement yang dipilih benar-benar menggambarkan diri saya atau bukan 😀. Ups, apakah ini pertanda saya belum mengenali diri sendiri dengan baik?
Ternyata hasil tes kesatu dan kedua gak beda jauh, cuma ada perbedaan 2 persen di clustering dan ada tambahan area potensi kekuatan.

Alhamdulillah kelas MIIP Tangsel 3 berkesempatan jadi WAG pertama yang kedatangan tamu santri Abah Rama, pencipta temubakat.com, yaitu mbak Rima. Oleh Mbak Rima, kami diajari cara membaca hasil tes bakat. Jadi, kalau selama ini tes bakat sering langsung mengarahkan ke profesi tertentu, ternyata hal tersebut malah menyempitkan wadah penyaluran bakat kita. Menyalurkan bakat tidak hanya di pekerjaan ranah publik, tetapi sangat bermanfaat juga untuk pekerjaan di ranah domestik. Oleh karena itu, dengan tidak bekerja di ranah publik bukan berarti kita menyia-nyiakan bakat kita.

Nah, apa artinya grafik dan persentase di atas?

Grafik di atas menunjukkan potensi kekuatan saya di area berwarna merah, dan potensi kelemahan saya di area berwarna hitam, jadi saya akan fokus di dua warna itu saja.

Potensi kekuatan saya di area:

  • Analyst: suka dengan angka dan data, kurang percaya dengan sesuatu yang intuitif
  • Communicator: senang mengkomunikasikan sesuatu yang sulit menjadi menarik
  • Designer: selain memiliki sifat analitis juga memiliki banyak ide
  • Educator: selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang lain
  • Evaluator: analitis, teliti, dan selalu mengumpulkan informasi
  • Explorer: senang mempelajari latar belakang, senang olah pikir dan menyendiri
  • Interpreter: analitis dan senang berkomunikasi
Potensi kelemahan saya di area:
  • Ambassador: layak dipercaya, senang membina hubungan persahabatan, dan senang berkomunikasi dengan orang lain
  • Seller: senang mempengaruhi/meyakinkan orang lain dengan memelihara hubungan, menonjolkan kehebatan produk/jasa yang dijual, membujuk orang untuk membeli produk/jasa tersebut.
  • Journalist: mudah menyesuaikan dirinya, senang menjelaskan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa, berpikiran strategis, mempunyai banyak ide.
  • Marketer: orang yang senang menunjukkan kelebihan, mengkomunikasikannya, berpikir strategis, memiliki banyak ide.
  • Producer: pekerja keras yang senang dengan keteraturan dan kurang sabar dalam bertindak.
  • Synthesizer: senang mengatur sumber daya dan menggabungkannya menjadi sesuatu yang baru, berpikir strategis dan terencana. 
Dari 8 klaster yang ada, potensi kekuatan saya ada di lima klaster dengan dua klaster dominan yaitu Reasoning dan Networking. 

Setelah menguraikan hasil tes bakat, kami disuruh mencocokkan hasil tersebut. Hmmm...saya buat tabel saya upaya lebih mudah.


Sebagian besar area potensi kekuatan di atas memang cocok dengan diri saya, hanya saya bingung kok disebut saya berbakat sebagai designer ya hehe... Rasanya saya tidak punya minat dan skill untuk itu.

Kalau ini konfirmasi untuk potensi kelemahan:

Area potensi kelemahan ini juga sebagian besar cocok, kecuali ambassador. Kalau melihat uraiannya, saya cocok deh dengan area ambassador hihi...

Nah.... di NHW-NHW sebelumnya, saya sudah menentukan bahwa jurusan ilmu hidup yang akan saya tekuni adalah menjadi guru tahsin. Melihat potensi bakat yang saya miliki, alhamdulillah sudah cocok karena ada area Communicator, Educator, Designer (mendesain sistem pembelajaran oke lah saya ada bakat juga), Evaluator, dan Interpreter.  Insya Allah potensi kekuatan saya di kemampuan berkomunikasi, senang memajukan orang lain dan membuat orang lain maju, kemampuan analitis, penciptaan ide-ide baru, dan kemampuan olah pikir sangat mendukung untuk saya menyebarkan ilmu tahsin. Sebagai guru tahsin tentunya komunikasi jadi alat utama untuk menyampaikan ilmu, dibutuhkan juga kemampuan menganalisis kapasitas murid-murid supaya bisa menciptakan desain pembelajaran yang cocok untuk mereka :).

Setelah itu, kami disuruh membuat kuadran aktivitas sebagai berikut:

Kuadran 1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Kuadran 2 : Aktivitas yang anda SUKA tetapi andaTIDAK BISA
Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda BISA
Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA

Ini hasil pengkuadranan aktivitas-aktivitas saya selama ini:
Mengisi kuadran 1 dan 2 lancar, tetapi kuadran 3 dan 4 agak tersendat hahahha.... Memang mudah ya menyebutkan sesuatu yang kita sukai. Aktivitas yang tidak saya sukai cenderung saya tinggalkan jadi harus berpikir keras juga aktivitas apa ya yang " saya selama ini "terpaksa" saya lakukan. Saya temukan aktivitas-aktivitas yang tidak saya sukai ini adalah yang saya lakukan di kantor 😁 .

Lagi-lagi, NHW ini membuat saya sadar kalau ternyata saya belum mengenali diri saya sendiri sepenuhnya. Untungnya pekerjaan saya di ranah publik memang sejalan dengan bakat yang saya miliki. Sekarang tinggal memanfaatkan bakat-bakat itu untuk ranah domestik dan misi hidup saya juga 😊.

PS: Menyanyi mungkin kurang ada hubungannya ya dengan jurusan ilmu yang saya pilih 😅

-Karlina-

Minggu, 04 Maret 2018

[MIIP] NHW #6 Belajar Menjadi Manajer Keluarga yang Handal

Bismillah,

Alhamdulillah Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional sampai ke minggu ke-6 dan saatnya mengerjakan NHW #6. Sesuai judul di atas, NHW #6 ini menggiring kita untuk belajar menjadi manajer keluarga yang handal. Ini tugas yang tepat banget untuk saya, karena selama ini me-manage diri sendiri pun masih berantakan *self-toyor. 

Alhamdulillah lagi, berbeda dengan tugas NHW #5 minggu lalu, kali ini kami diberi beberapa tahapan untuk diikuti. Kalau udah begini malu dooong NHW #6-nya gak selesai 😆.

Tahap 1: Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

Sempat ada kebingungan mengenai definisi soal "aktivitas" dan "penting". Saya sampai buka kamus dulu :D. Jadi, menurut KBBI:

aktivitas/ak·ti·vi·tas/ n 1 keaktifan; kegiatan; 2 kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan;
penting1/pen·ting/ a 1 utama; pokok: perkara --; 2 sangat berharga (berguna): pelajaran itu -- bagi anak-anak; 3 mempunyai posisi yang menentukan (dalam pemerintahan, perusahaan, dan sebagainya seperti pejabat atau direktur): dia orang -- di negaranya; 
Jadi dalam konteks saya sebagai istri dan ibu di rumah, saya simpulkan aktivitas penting itu kegiatan/pekerjaan aktif utama/pokok yang sangat berguna yang dilaksanakan oleh tiap anggota keluarga dalam satu rumah.  Penting untuk siapa? Saya memutuskan untuk membahas aktivitas yang penting bagi saya dan keluarga saya.

Aktivitas paling penting:
1. Beribadah untuk Allah Subhana wa ta'ala, meliputi sholat, tadarus, dzikir, belajar ilmu agama
2. Membersamai keluarga, seperti bermain bersama dan mengobrol
3. Bekerja di ranah publik, karena ini aktivitas saya setiap hari kerja

Aktivitas paling tidak penting, tapi saya butuh untuk refreshing setelah bekerja dan mengurus keluarga:
1. Membuka media sosial hanya untuk ngepoin orang atau olshop 👀
2. Main game (hehe)
3. Nonton netflix (sungguh godaan terbesar kalau anak-anak udah tidur)

Tahap 2: Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

Sebelum ada pertanyaan  ini di NHW, saya gak pernah (atau mau?) ngitung-ngitung dalam sehari lebih banyak aktivitas penting atau ga penting yang saya lakukan. Jangan-jangan aktivitas gak pentingnya yang mendominasi 😢😢😢. Jadi pertanyaan ini baru bisa saya jawab besok karena besok baru mau ngitungnya 😆.

Tahap 3: Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda

Di NHW sebelumnya, saya memutuskan bahwa peran hidup saya yaitu menjadi pengajar tahsin. Aktivitas penting yang berkaitan dengan peran tersebut adalah aktivitas 1 dan 2. Aktivitas 1, belajar ilmu agama dan belajar tahsin yang sudah saya lakukan selama ini. Aktivitas 2, membersamai anak salah satunya dengan mengajarkan kakak membaca Iqra.

Tahap 4: Kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time 

Aktivitas rutin yang selama ini saya lakukan menurut saya adalah aktivitas penting yang saya lakukan sebelum dan sesudah bekerja di ranah publik: solat, mengaji, mengurus diri sendiri (mandi, makan, dandan), mempersiapkan kakak sekolah sekalian membersamainya sebelum saya juga pergi ke kantor,  belanja mingguan, dll. Alhamdulillah saya memiliki support system yang bisa saya delegasikan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Jadi kandang waktu versi saya sebagai berikut:

Weekday
04.30-07.30  Aktivitas rutin
07.30-17.00  Aktivitas di ranah publik
17.00-18.30  AKtivitas rutin
18.30-21.00  Aktivitas dinamis 

Weekend
05.00-08.00  Aktivitas rutin
08.00-17.00  Aktivitas dinamis
17.00-18.30  Aktivitas rutin
18.30-21.00  Aktivitas dinamis


Tahap 5: Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan

Setelah membuat "kandang waktu" antara aktivitas rutin dan aktivitas dinamis, kami disuruh menurunkannya menjadi jadwal harian. Karena saya mem-breakdown kandang waktu di weekday dan weekend, jadi jadwal harian juga saya bedakan antara weekday dan weekend.

Weekday

04.30-05.30  Solat Subuh dan mandi pagi
05.30-06.00  Membangunkan dan mendampingi kakak sarapan pagi
06.00-06.30  Kakak pergi sekolah, saya mulai berganti baju dan dandan.
                     Jika adik sudah bangun, sambil mengobrol dengan adik atau menemaninya sarapan
06.30-07.30  Perjalanan ke kantor di Jakarta
07.30-16.00  Bekerja di ranah publik, diseling kelas online belajar Tauhid
16.00-17.00  Perjalanan pulang ke Serpong
17.00-18.30  Mandi sore, solat Maghrib, dan makan malam
18.30-21.00  Membersamai kakak dan adik dengan macam-macam aktivitas (baca Iqro, baca
                     buku,  menonton televisi, bermain peran) 
21.00-04.30  Solat Isya, Tidur

Weekend
05.00-07.00  Solat Subuh, menunggu anak-anak bangun
07.00-08.00  Menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anak, belanja mingguan
08.00-10.00  Belajar tahsin
10.00-11.00  Menemani kakak bermain futsal
11.00-13.00  Istirahat, solat Dzuhur, makan siang
13.00-17.00  Aktivitas dinamis bersama keluarga (bermain di rumah atau ke luar rumah)
17.00-18.30  Mandi sore, solat Maghrib, dan makan malam
18.30-21.00  Membersamai kakak dan adik dengan macam-macam aktivitas (baca Iqro, baca
                     buku,  menonton televisi, bermain peran) 
21.00-04.30  Solat Isya, Tidur

Tahap 6: Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?

Mari kita lihat apakah jadwal di atas bisa ditepati secara konsisten. Kalau tidak, artinya saya harus merevisi. Kalau bisa, lanjutkan sampai dengan tiga bulan.

-Karlina-